TGB Luncurkan Buku “Dakwah Nusantara” Seri Pertama yang Sarat dengan Nilai Wasathiyah
Cari Berita

Advertisement

TGB Luncurkan Buku “Dakwah Nusantara” Seri Pertama yang Sarat dengan Nilai Wasathiyah

Minggu, 17 Januari 2021


MATARAM, PARASRIAU.COM - Dr. Muhammad Zainul Majdi, atau lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB), hari ini (Sabtu, 16/1) meresmikan peluncuran buku “Buku Dakwah Nusantara Tuan Guru Bajang-Islam Wasathiyah Vol 1 yang ditulis Febrian Putra di Ballroom Islamic Center, Mataram.



Acara peluncuran buku ini mendapat sambutan hangat dari sahabat dan sejawat TGB dari berbagai tempat, ada Kepala Badan Nasional  Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar, Pengasuh Ponpes Al Hidayat, Lasem KH. Zaim Ahmad yang merupakan cucu KH. Ma’shum Lasem sahabat dari Maulanasyaikh TGKH. M Zainuddin Abdul Madjid, kemudian Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah, Yogyakarta KH. Aly Aulia, Rektor IAIN Madura Dr. Muhammad Kosim, serta Pengasuh Ponpes Al-Aziziyah Jombang, KH. Muiz Aziz yang juga cicit dari KH. Bisri Syansuri.


Kiai Zaim dalam sambutannya mengatakan, pesan-pesan dakwah yang disampaikan TGB kuat dengan nilai wasathiyah, di Nahdlatul Ulama biasa dikenal tawasuth, tasamuh, dan tawazun.


“Saya memang belum sepenuhnya membaca buku itu. Tapi sosok dari TGB yang saya kenal adalah pendakwah yang menyampaikan nilai Islam yang ramah,” katanya.


“Saya dengan TGB memiliki hubungan panjang, kakek kami bersahabat,” sambungnya.



Sementara itu, KH Aly Aulia menyebut, dakwah-dakwah cucu Pendiri Nahdlatul Wathan Almaghfurlah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ini memang layak untuk dibukukan. Pesan yang disampaikan dalam setiap dakwahnya layak disebarluaskan.


“Beberapa waktu lalu kami sudah mengundang beliau. Selain ke sekolah, beliau berjumpa dengan KH Syafii Maarif di kediamannya. Disana TGB juga diminta memberi ceramah di masjid Nogososro,” ucapnya.


“Ini menunjukkan kuatnya pesan-pesan dakwah dari TGB,” tandasnya.


Sementara itu, KH Muiz Aziz berhalangan menyampaikan langsung secara virtual peluncuran buku. Penyampaian virtual ditutup oleh Komjen Pol Boy Rafli Amar.


Jendral bintang tiga ini mengapresiasi undangan peluncuran dan bedah buku dari TGB. Perjalanan Dakwah Nusantara tergambar di dalam buku ini,  mulai dari pondok pesantren, universitas, dan organisasi masyarakat lintas agama.


“Di dalam dakwah beliau menyambung silaturahmi, menguatkan persatuan dan persatuan. Dan terus mengingatkan menjaga adab di ruang publik,” katanya.


Boy yang beberapa waktu berjumpa TGB berharap buku ini disebarluaskan di masyarakat khususnya generasi muda. Pesan selain harus berilmu dan memiliki keluhuran ahlak merupakan pesan kuat.


“Selamat atas diluncurkannya buku ini. Terima kasih atas segala kiprah dan dedikasi yang diberikan oleh TGB bagi bangsa dan negara,” tambahnya.


Pada acara yang menghadirkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTB mulai Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, Kapolda NTB Irjen Moh Iqbal, serta Danrem 162 Wira Bhakti Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdani turut memberi kesempatan kepada Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama NTB Prof Masnun Tahir dan Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Dr Falahuddin.


Prof Masnun menyebut, buku ini telah menunjukkan jika sesungguhnya TGB HM Zainul Majdi bukan hanya milik Nahdlatul Wathan dan NTB semata, TGB merupakan milik Indonesia.


“Ini catatan-catatan yang menunjukkan kiprah dakwah dari TGB,” katanya.


Sudah sepatutnya, sambung guru besar UIN Mataram ini, sebanyak mungkin disebarkan kepada masyarakat luas mengenai Dakwah Nusantara TGB.


“Ada Pak Irzani ini, kalau hizib dicetak 10 ribu dan disebarkan. Buku ini juga begitu Pak Irzani disebarkan sebanyak mungkin,” kelakarnya.


Penyampaian dari Prof Masnun ini diaminkan oleh Dr Falahuddin, setelah buku ini diluncurkan dari Muhammadiyah bersedia untuk membedahnya.


“Ini akan kita sampaikan ke pengurus pusat,” ucapnya.


Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah berharap lahirnya buku itu dapat memberikan inspirasi bukan hanya bagi masyarakat NTB saja, tetapi juga Indonesia dan dunia. Buku ini dihajatkan agar masyarakat bisa mengambil isi dari dakwah TGB tidak hanya hadir pada saat beliau dakwah, tetapi seluruh masyarakat juga bisa membaca buku ini dan juga dari generasi ke generasi.


“Insya Allah akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar,” tuturnya.


Di penghujung acara, TGB HM Zainul Majdi memberikan kata sambutan sekaligus meluncurkan buku, TGB memulai dari kisah dimulainya Dakwah Nusantara. Saat undangan berdatangan, ia masih menjadi Gubernur NTB. Saat itu, belum terpikir memenuhi undangan.


“Sampai Ummi saya menyampaikan, penuhi saja. Dan ternyata benar, seandainya saat itu tidak saya mulai. Berturut-turut ada gempa dan pandemi Covid, kalau saat itu tidak dimulai, tentu belum bisa berkeliling Nusantara sampai saat ini,” katanya seperti dilansir wasathiyyah.com.


Dengan berkeliling saat Dakwah Nusantara, TGB merasakan keragaman di Indonesia, berjumpa banyak tokoh yang jauh dari publikasi namun setia menjaga warga. Potensi-potensi besar Indonesia begitu luar biasa ketika melihat di semua sudut.


“Tentu saja ini bukan karena saya sendiri. Ada sahabat-sahabat saya yang menemani, inilah kolaborasi. Tanpa sahabat-sahabat saya tentu Dakwah Nusantara tidak terjadi,” sambungnya.


Gubernur NTB periode 2008-2018 sekaligus ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia ini melanjutkan, dengan berkeliling Indonesia, ia membuktikan Islam datang tidak di ruang hampa. Islam datang ke tempat yang sudah mapan budaya lokal bahkan umur peradabannya jauh lebih tua.  Islam jadi pendatang dan  tugasnya adalah menyirami kebaikan yang sudah tumbuh.


“Seperti inilah Islam ajaran nabi kita, selalu mengapresiasi kebaikan,” tandasnya.


“Bismillahirrahmanirrahim, saya luncurkan Buku Dakwah Nusantara Tuan Guru Bajang-Islam Wasathiyah seri pertama,” tambahnya.


Sementara itu, Penulis Buku Dakwah Nusantara, Febrian Putra mengatakan, buku ini bagian dari cara menjaga dakwah TGB HM Zainul Majdi. Ia yang kerap membersamai TGB menilai masyarakat luas perlu mengetahui detail perjalanan dakwah ulama lulusan Al Azhar, Mesir ini.


“Beliau guru dan panutan bagi saya. Sudah sepatutnya cita-cita besar beliau dirawat oleh segenap murid-muridnya. Semoga Allah terus jaga beliau,” tutupnya. pr2