Israel akan Bangun Tembok Tinggi di Perbatasan Gaza
Cari Berita

Advertisement

Israel akan Bangun Tembok Tinggi di Perbatasan Gaza

Rabu, 14 Agustus 2019


GAZA, PARASRIAU.COM - Israel akan membangun tembok di bagian utara pagar perbatasan Jalur Gaza. Tembok dengan tinggi enam meter dan panjang sembilan kilometer itu akan dibangun di antara komunitas Yad Mordechai dan Sderot.

Menurut laporan Channel 12 yang dikutip Jerusalem Post, Kementerian Pertahanan Israel membangun tembok tersebut untuk melindungi warganya yang tinggal di sepanjang perbatasan. Pembangunan tembok tersebut diperkirakan akan menghabiskan biaya puluhan juta shekel.

Proses pembangunan itu diharapkan rampung pada musim panas mendatang. Selain mendirikan tembok, Israel juga akan membangun penghalang bawah tanah di perbatasan Gaza. Tujuannya agar tak ada anggota kelompok perlawanan di Gaza yang menyusup ke negaranya melalui bawah tanah dan melakukan serangan.

Pada Mei lalu, kelompok Hamas dan Jihad Islam terlibat pertempuran dengan militer Israel. Peperangan itu disebut merupakan yang terburuk sejak konflik Gaza pada 2014 yang menyebabkan ribuan warga Palestina tewas.

Hamas dan Jihad Islam meluncurkan ratusan roket ke wilayah Israel. Tel Aviv membalasnya dengan melancarkan serangan udara ke Gaza. Sebanyak 25 warga Palestina dan empat warga Israel tewas dalam pertempuran terbaru.

Kedua belah pihak menghentikan pertempuran setelah Mesir melakukan mediasi guna mencapai gencatan senjata. Kendati perundingan dilaporkan berlangsung alot, kesepakatan dapat tercapai.

Sejak Maret 2018, situasi di Gaza, khususnya di dekat perbatasan dengan Israel, telah memanas. Hal itu dipicu oleh digelarnya aksi Great March of Return oleh warga Palestina di sana. Dalam aksi itu mereka menuntut Israel mengembalikan lahan dan tanah yang didudukinya selepas Perang 1967 kepada pengungsi Palestina. Warga Palestina juga menyuarakan protes atas keputusan Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

Demonstrasi yang berlangsung di sepanjang perbatasan Gaza-Israel itu direspons secara represif oleh Israel. Mereka menembaki demonstran dengan peluru tajam. Lebih dari 200 warga Palestina telah tewas selama aksi Great March of Return dilaksanakan.***

dilansir: republika.co.id