Satu-satunya di Luar Jawa, Dekan Fakultas Teknik UIR Raih Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Perminyakan
Cari Berita

Advertisement

Satu-satunya di Luar Jawa, Dekan Fakultas Teknik UIR Raih Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Perminyakan

Rabu, 01 November 2023

Prof. Dr. Eng. Ir. Muslim.ST.,MT.,IPU


PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Indonesia kembali melahirkan Guru Besar atau Profesor Teknik Perminyakan baru dalam bidang ilmu Enhanced Oil Recovery (EOR) yaitu Prof. Dr. Eng. Ir. Muslim.ST.,MT.,IPU yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.


Guru besar bidang Ilmu Teknik Perminyakan ini masih sangat langka dan hanya ada di kampus di Pulau Jawa seperti ITB, Tri Sakti, UPNVY. Dan Muslim menjadi satu-satunya Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Perminyakan yang ada di luar Pulau Jawa hingga saat ini.


Selain sebagai guru besar, Muslim juga dipercaya oleh Universitas Islam Riau memimpin Fakultas Teknik sejak tahun 2020 yang lalu. Dalam masa menjabat sebagai Dekan di Fakultas Teknik dengan mengelola 6 program studi, tidak menjadi hambatan baginya untuk mencapai karir tertinggi akademik yang diusulkan ke L2DIKTI X sejak Desember 2022 yang lalu. SK Penetapan sebagai guru besar telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek terhitung sejak 1 Oktober 2023.


Muslim yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti ini menjalani pendidikan Strata 1 di Universitas Islam Riau tahun 1997-2002, Program Magister S2 di Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta tahun 2007-2009, Program Doktoral S3 Energy and Mineral Resources Engineering Department di Sejong University Korea Selatan pada tahun 2012-2016, kemudian mengikuti Program Profesi Insinyur (PSPPI) di Institut Teknologi Bandung Tahun Ajaran 2022/2023.


Penelitian yang dilakukan saat studi S3 di Korea Selatan terkait dengan injeksi Gas Karbon Dioksida (CO2) untuk meningkatkan produksi minyak bumi. Sejak tahun 2012 sampai dengan 2016, ia aktif melakukan pengujian di laboratorium EOR di Sejong University terkait dengan perubahan sifat minyak bumi ketika bercampur dengan dengan Gas CO2. Implementasi injeksi gas CO2 dilakukan di salah satu lapangan minyak di Sumatera.


Injeksi gas CO2 ke lapangan minyak ini merupakan yang pertama dilakukan di Indonesia saat itu (tahun 2016). Kerjasama ini terlaksana antara pemerintah Korea Selatan melalui konsorsium Universitas dan pihak industri yang bekerjasama dengan kampus dan perusahaan minyak di Indonesia.


Produksi minyak bumi memiliki 3 tahapan produksi, yaitu primary recovery (produksi secara alamiah dan menggunakan pompa), secondary recovery (maintenance pressure: Injeksi air dan gas), dan tertiary recovery / EOR (Produksi Tahap Lanjut),’’ ujar Prof Muslim, Selasa (31/10/2023) seperti dilansir goriau.com.


Primary Recovery ialah memproduksikan minyak bumi menggunakan kekuatan atau tekanan yang ada dalam reservoir. Secondary recovery ialah proses produksi minyak dengan bantuan injeksi air dan gas supaya sisa minyak dapat didorong keluar menuju dasar sumur dan mengalir kepermukaan. Tertiary Recovery dilakukan dengan cara menginjeksikan bahan kimia (surfactant, polimer dan bahan kimia lainnya, injeksi air panas (hot water), uap panas (steam), injeksi mikroba, injeksi gas (CO2, N2,H2S, dll).


‘’Dalam memproduksikan minyak memerlukan beberapa teknologi, apalagi minyak bumi di Indonesia saat ini sudah masuk ke kategori lapangan tua (mature field). Diperlukan biaya yang relativ tinggi, SDM yang handal, dan peralatan yang mendukung sesuai dengan teknologi terkini agar dapat memproduksinya minyak yang masih terjebak di dalam pori-pori batuan,’’ ujar Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR) ini.


Dijelaskannya, Riau ini adalah salah satu penghasil minyak terbesar di Indonesia dan oleh karena itu perlu kerjasama dari berbagai pihak terkait, dukungan kampus dapat menjadi salah satu mitra yang dapat membantu untuk meningkatkan produksi minyak bumi. Keterbatasan yang dimiliki pihak kampus, khususnya terkait peralatan laboratorium perlu menjadi perhatian pihak pemerintah dan perusahaan minyak.


Hal ini menjadi penting, agar kampus dapat menjadi bagian dalam membantu meningkatkan produksi minyak melalui kajian dan penelitian yang diintegrasikan dengan kondisi riil di lapangan. Agar kebutuhan di lapangan dapat menjadi bahan diskusi dan kajian bersama di perguruan tinggi dalam mencarikan solusi dari masalah yang dihadapi oleh perusahaan minyak di Propinsi Riau ini.


Salah satu konsep yang menarik untuk di teliti dan diimplementasikan adalah pemanfaatan gas CO2 dari industry (antrophogenic gas). Gas Karbon Dioksida (CO2) yang selama ini di release ke udara melalui stack (cerobong asap) dapat dimanfaatkan untuk diinjeksikan kedalam perut bumi untuk membantu meningkatkan produksi minyak di lapangan yang sudah tua (mature field). 


Hal positif lainnya yang di peroleh adalah, CO2 yang seharusnya di release ke udara sebagai waste atau limbah, dapat di proses menjadi sesuatu yang bernilai dan dapat dijual (menjadi berharga) untuk digunakan industri Migas di Riau dan sekitarnya. 


Selain itu, pemanfaatan CO2 untuk meningkatkan produksi minyak dengan cara diinjeksikan kedalam reservoir minyak dapat membantu pemerintah dalam menurunkan CO2 Emission yang menjadi isu global saat ini, pungkas Prof. Muslim yang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar pada tanggal 13 Desember nanti di Auditorium Rektorat UIR. (*/pr2)