BKKBN Beri Penghargaan Bagi Mitra Kerja dan Pengelola Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023
Cari Berita

Advertisement

BKKBN Beri Penghargaan Bagi Mitra Kerja dan Pengelola Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023

Rabu, 05 Juli 2023

BKKBN Beri Penghargaan Bagi Mitra Kerja dan Pengelola Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023


BANYU ASIN, PARASRIAU. COM - Dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Mitra Kerja dan Pengelola Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Nasional tahun 2023. 



Pemberian apresiasi dan penghargaan tersebut, digelar Selasa (4/7) di Hotel Whyndam Banyu Asin, Sumatera Selatan. Hadir dalam acara tersebut Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution, Kepala BKKBN Riau, dan seluruh propinsi di Indonesia. 


Penghargaan diberikan kepada mitra dan pengelola program Bangga Kencana dalam empat kategori yakni penghargaan bagi Penyuluh KB berstatus PNS, Non ASN, Kader PPKBD dan Pasangan KB Lestari usia 20 tahun. 


Hasto Wardoyo mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan dan mitra. Dikatakannya, keluarga yang berkualitas merupakan modal utama bagi Indonesia untuk bisa bersaing dalam berbagai bidang di kancah internasional.


“Dalam mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif, serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, oleh sebab itu dilakukan percepatan penurunan stunting,” ujar Hasto. 


Hasto menuturkan Indonesia mempunyai kesempatan bersaing lebih besar karena proporsi penduduk negara pada hari ini didominasi oleh usia produktif 16 hingga 64 tahun.


Situasi itu membantu meringankan beban tanggungan negara bagi penduduk usia non-produktif yang berusia 65 tahun ke atas. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat karena kemampuan tenaga kerja dapat dimaksimalkan dan potensinya untuk jadi lebih produktif semakin tinggi. Indonesia bahkan dengan kerja kerasnya berhasil mewujudkan Angka Kelahiran Total (TFR) menjadi 2,16 persen pada 2022.


Sayangnya, kata dia, seiring dengan pertumbuhan penduduk itu timbul pula potensi meningkatnya masalah kesehatan, seperti lahirnya bayi stunting yang merupakan salah satu permasalahan gizi utama Indonesia yang belum teratasi. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting turun dari 24,4 persen tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022.


“Angka ini tentunya masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 14 persen pada tahun 2024 dan untuk mencapai target tersebut diperlukan komitmen multi pihak karena percepatan penurunan angka stunting ini harus dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas, melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi, dengan berbagai pihak mulai dari pusat sampai daerah,” ucap Hasto.


Guna menjaga pertumbuhan itu tetap sehat dan seimbang, menurut dia, status gizi anak bangsa perlu ditingkatkan lewat pemberian nutrisi yang cukup, terutama dalam tahap pertumbuhan, pendidikan gizi serta edukasi kepada orang tua dan pemenuhan akses air bersih," paparnya.


Ia juga menambahkan salah satu cara dalam menekan angka stunting dan tidak kalah penting adalah pendampingan bagi para calon pengantin agar memiliki kesehatan yang baik sebelum memiliki keturunan.


Pada kesempatan itu Hasto mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja sama memutuskan stigma buruk ataupun mitos terhadap Program Bangga Kencana maupun Percepatan Penurunan Stunting.


Ia berharap peningkatan akses layanan kesehatan di Indonesia bisa terus ditingkatkan, sehingg mampu menopang kesehatan masyarakat untuk hidup sehat, sejahtera dan produktif hingga usia tua," pungkasnya. (nie)