KAMPAR, PARASRIAU.COM - Percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Provinsi Riau terus dilakukan, apalagi tahun ini merupakan tahun terakhir dalam upaya mencapai target/sasaran RPJMN dan Renstra 2020-2024 terutama yang berkaitan dengan percepatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
Sebagai wujud keseriusan dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting, pada hari ini (23/2/23) dilaksanakan Rapat Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Aula Kantor Bupati Kabupaten Kampar.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kampar, Drs. H. Edi Afrizal, M.Si menyebutkan bahwa penurunan angka prevalensi stunting kabupaten Kampar sangatlah drastis. Yakni dari 25,7% menjadi 14,5% (berdasarkan data SSGI Tahun 2022).
Kemudian beliau menjelaskan bahwa pada awalnya anak stunting di kabupaten Kampar ada 1.393 orang, namun setelah dilakukan audit kasus stunting ditemukan ada 850 anak stunting. Kemudian setelah pemerintah terus menggesa pelaksanaan intervensi lewat program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) angka ini berhasil diturunkan menjadi 662 orang.
"662 anak stunting ini bisa ditangani bersama lewat program BAAS maupun program lainnya. Dan Alhamdulillah, untuk tiga bulan kedepan, 180 anak telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah. Tentunya penurunan stunting tidak dapat dicapai tanpa kerjasama dan kolaborasi semua pihak," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Dra. Sri Wahyuni, M.Si saat memberikan arahan mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.
"Kita menyadari bahwa percepatan penurunan stunting ini tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja, melainkan perlu adanya konvergensi dari seluruh instansi terkait. Mengingat masalah stunting ini telah menjadi tanggungjawab kita bersama," jelasnya.
Berbicara stunting tentunya tidak terlepas dari pola pengasuhan anak, gizi anak, serta lingkungan yang tidak sehat. Ketiga indikator tersebut, masih perlu menjadi perhatian semua pihak. Harapannya lewat pertemuan ini, komitmen bersama dalam percepatan penurunan stunting bisa lebih diperkuat.
Pada kesempatan ini, Sri Wahyuni juga turut memberikan apresiasi atas pencapaian kabupaten Kampar dalam menurunkan angka stunting yang sebelumnya telah mendapat apresiasi lebih dulu dari Presiden RI.
"Atas pencapaiannya, Presiden RI mengimbau seluruh Kabupaten/Kota yang ada untuk belajar ke Kampar. Mudah mudahan Kabupaten Kampar bisa menjadi tolak ukur percepatan penurunan stunting di Riau," ujarnya.
Selanjutnya, Lettu Inf Suhendri mewakili Kodim 0313/KPR pun turut memberikan apresiasi dan menyatakan dukungannya terhadap Percepatan Penurunan Stunting di Kampar.
"Tentunya apresiasi yang telah diberikan oleh Presiden RI ini menjadi sebuah kebanggaan bagi kita bersama. Harapannya apresiasi ini bisa menjadi pemicu semangat kita bersama untuk terus bergerak menurunkan angka stunting, khususnya Kabupaten Kampar. Terlebih lagi saat ini Danrem, Dandim, Danramil, dan Bhabinsa telah menjadi Bapak Asuh Anak Stunting. Hal ini menjadi bukti dukungan kami semua terhadap program percepatan penurunan stunting di Riau, khususnya Kabupaten Kampar," ucapnya.
Terkait Rencana Kerja TPPS, bersamaan dengan ini juga dilakukan diskusi mengenai beberapa langkah dan kendala yang ditemui pada tahun sebelumnya guna pemenuhan dokumen target dan realisasi kegiatan TPPS.
Bersamaan dengan ini juga dilakukan beberapa piagam penghargaan yang berhasil didapat Kabupaten Kampar diantaranya, piagam penghargaan yang diberikan kepada Kodim 0313/KPR atas dukungan dan komitmen dalam percepatan penurunan stunting melalui kegiatan pelayanan KB TNI Manunggal pelayanan KB Kesehatan Terpadu Tahun 2022, PKB/PLKB terbaik se-Kabupaten Kampar, kabupaten dengan capaian tertinggi se-Provinsi Riau serta PMB dan faskes terbaik se-Kabupaten Kampar.
Adapun peserta lain yang mengikuti kegiatan ini diantaranya Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Kemenag, Tanoto Foundation, Kepala OPD terkait dan Satgas Stunting Provinsi Riau. (*)
Editor: M Ikhwan