Masih Tinggi, Angka Unmet Need KB di Riau Capai 25,6 Persen
Cari Berita

Advertisement

Masih Tinggi, Angka Unmet Need KB di Riau Capai 25,6 Persen

Selasa, 18 Oktober 2022

 


PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Tim peneliti dari Universitas Hangtuah Pekanbaru yang terdiri dari Dr. Hetty Ismainar, SKM, MPH selaku ketua tim dan Dr. Hastuti Marlina, SKM. M.Kes, dan Dr. Jasrida Yunita, SKM, M.Kes masing-maisng sebagai anggota berhasil mengungkap kendala program Bangga Kencana di Provinsi Riau Tahun 2022.


Hasil penelitian disampaikan dalam kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian Program Bangga Kencana Tahun 2022, Selasa (18/10/2022) yang berlangsung secara dalam jaringan melalui aplikasi zoom meeting.


Hetty Ismaniar secara jelas menyampaikan bahwa faktor – Faktor yang mempengaruhi tingginya Unmet Need KB Melalui Ecological Approach di Provinsi Riau.


"Unmet Need adalah Wanita Usia Subur yang ingin menunda kelahiran berikutnya atau ingin berhenti melahirkan tetapi tidak menggunakan kontrasepsi modern," jelasnya.


Sedangkan faktor determinan unmet need KB yang terdiri dari lima yaitu pertama, belum optimal Promosi dan KIE melalui media, kedua adalah kuantitas, distribusi, dan pengelolaan SDM di lapangan belum memadai, dan ketiga, pemahaman pada masyarakat tentang KB masih kurang, lalu keempat adalah belum optimalnya pemberian konseling KB oleh seperti manfaat, efek samping dan lain sebagainya disampig kelima adalah mitos tentang kontrasepsi sehingga masih menimbulkan rasa takut untuk menggunakan kontrasepsi.


"Permusahan masalahnya adalah masih tingginya angka kejadian unmet need KB di Riau yakni 25,6 persen, sedangkan target tahun 2024 sebesar 7,4 persen dan 5 persen merupakan target secara nasional," urainya.


Maka dilakukan penelitian dengan tujuan umumnya adalah Untuk mengetahui faktor penyebab tingginya angka kejadian unmet need KB melalui ecological approach dan tujuan khususnya mengidentifikasi faktor penyebab unmet need, melakukan Pemetaan penyebab dan menyusun strategi menurunkan unmet need.


"Hasil Penelitian Penyebab Umum Unmet Need KB, penyebab umumnya adalah adanya Efek Samping KB, ingin Punya anak lagi, alasan Kesehatan, dan tidak ada yang cocok," urainya.


Berdasakan penelitian yang dilakuan maka dapa disimpulkan secara kuantitatif bahwa ada 4 Faktor penyebab tingginya angka unmet need KB melalui ecological approach di Riau yaitu pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan teman dan faktor komunitas dengan kontribusi sebesar 65 persen.


"Sedangkan secara kualitatif adalah masih kurangnya SDM PLKB, pengetahuan PUS tentang efek samping KB, MKJP sehingga masih ada keraguan atau ketakutan, masih ada larangan suami terutama KB modern MKJP, system pencatatan pelaporan unmet need KB kurang optimal, media informasi KB belum di elaborasikan dengan media sosial dan regulasi tentang capaian indikator dipertimbangkan," lanjutnya.


Sehingga pihaknya memberikan rekomendasi kepada Puskesmas yaitu agar menggiatkan Informasi KB Berbasis Masyarakat, mengoptimalisasi Peran Bidan dan PLKB dan membentuk Kader KB di Lingkungan Tempat Tinggal.


"Rekomendasi bagi BKKBN adalah menyediadakan Alat Kontrasepsi Program Baru (suntik KB kombinasi 3 bulanan, volume 1 cc, Implan 1 Batang, Progestin Only Pill (POP) agar tidak mempengaruhi produksi ASI, lalu mendirikan PIK-KRR di sekolah, Klinik Kesehatan bagi Remaja, dan Perlu Peningkatan kemandirian PUS dalam ber-KB," katanya.


Disisi lain, rekomendasi bagi DINKES adalah adanya peningkatan Komitmen Kemitraan dan Advokasi, peningkatan Kuantitas dan Kualitas PLKB serta pendataan, pencatatan dan pelaporan yang Terintegrasi.


Kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian Program Bangga Kencana Tahun 2022 dibuka langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia juga secara dalam jaringan. (ani)