PARASRIAU.COM - Informasi dari Kemenag yang menganulir sejumlah materi ajaran agama Islam yang diklaim memuat ajaran radikal dalam sudut pandang Islamophobia, dengan menghapusnya di ratusan buku mata pelajaran sembari menggantinya dengan materi Islam Moderat adalah langkah kebijakan yang sangat berbahaya. Patut diduga penuh dengan agenda deradikalisasi aqidah umat Islam dalam bingkai war on radikalisme yang sejatinya war on Islam. Atau dengan kata lain ada agenda pendangkalan aqidah umat secara terstruktur, sistematis dan masif.
Untuk itulah Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMP) berkumpul dalam FGD Online, Sabtu (11/7/2020) pukul 08.00-11.30 WIB. Hadir narasumber dari kalangan intelektual muslim peduli bangsa:
1 Prof. Dr. Syahidin, M.Pd (Dosen PAI UPI & Ketua Dewan Pembina DPP ADPISI)
2 Prof. Dr-Ing. Fahmi Amhar (Cendekiawan Muslim)
3 Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A., M.Phil ) (Direktur Pascasarjana UNIDA)
4 Dr. Hadiyanto A. Rachim, S.Sos., M.I.Kom. (Dosen FISIP & PAI UNPAD)
5 Dr. Ahmad Sastra, M.M. (Dosen Filsafat Pascasarjana UIKA Bogor)
6 KH. Thoha Yusuf Zakariya, Lc. (Pengasuh PP Al Ishlah Bondowoso)
7 Dr. Faqih Syarief, M.Si (Sekjen Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa)
Acara dipandu oleh Dr. Hafidz Widodo dengan penuh antusias dan pemantik yang apik. Pukul 08.00 WIB acara dimulai. Sebagai Keynote Speaker KH Dr. Fahmy Lukman, M.Hum (Direktur INQIYAD). Di awal beliau menjelaskan bahwa Islam telah membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Bahkan keadilan dan kesejahteraan untuk agama lain.
“Bahkan, sejarahwan Barat yang bukan muslim telah mengungkapkan banyak hal. Semisal Thomas W Arnold dalam The Pricing of Islam bahwa Perlakuan muslim dan sistem islam yang ada pada saat itu oleh pemerintah Turki Utsmani setelah 2,5 abad telah memberikan contoh toleransi yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa,” tambahnya panjang lebar dalam rilisnya kepada media ini.
Selain itu, Karen Amstrong dalam History of Jerusalem menyatakan bahwa orang-orang Yahudi menikmati zaman keemasan Islam di Spanyol.
Dr. Fahmy Lukman menandaskan bahwa sejarawan memuji Islam dan sistem Islam yang mampu ciptakan kesejahteraan. Fakta sejarah itu telah mematahkan tuduhan tidak benar terkait Islam. Misalnya menuduh jihad dengan terorisme dan hukum Islam yang melanggar hak asasi manusia.
“Jika mereka yang notabenenya bukan muslim memuji Islam, maka sebagai muslim seharusnya bangga dengan ajaran Islam. Untuk itulah mari menggali lebih dalam Islam dan mengkajinya. Dibutuhkan kejujuran intelektual (intellectual honesty) untuk memandang Islam lebih utuh,” pesannya.
Poin penting yang disampaikan Dr. Fahmy ialah bahwa ajaran Islam seharusnya dipandang dari sudut pandang Islam, bukan dipandang dari sudut pandang sekularisme, pluralisme, dan liberalisme. Akhirnya, ajaran Islam akan dimaknai berbeda. Diskusi hari ini sebagai respon terhadap kondisi yang ada. Pembahasannya secara intelektual dengan menjunjung tinggi Intellectual Honesty. Serta memandang Islam dan sejarah islam dengan cara pandang yang baik dan benar.
Diskusi masih berlangsung. Secara bergantian pembicara menyampaikan materinya. Tampak peserta di Zoom Meeting dan Live You Tube menyimak dengan antusias. Tujuannya mencerdaskan umat dan membebaskan dari belenggu pemikiran dan agenda jahat musuh-musuh Islam. pr2