Tagihan Melonjak 2 Kali Lipat, Pelanggan PLN Non Subsidi Sangat Kaget
Cari Berita

Advertisement

Tagihan Melonjak 2 Kali Lipat, Pelanggan PLN Non Subsidi Sangat Kaget

Jumat, 10 April 2020


PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Pelanggan listrik non subsidi di Kota Pekanbaru-Riau mengaku sangat kaget dan mengeluhkan kenaikan pembayaran yang hampir dua kali lipat.

Salah seorang warga Panam-Pekanbaru, Adel, Kamis (9/4) mengaku biasanya per bulan hanya membayar tagihan listriknya sebesar Rp400 ribu dan sekarang naik menjadi hampir Rp800 ribu.

"Saya sangat kaget. Rumah kami pakai listrik 2200 VA. Namun pada bulan April ini tagihan kami membengkak jadi Rp774 ribu. Padahal biasanya hanya sekitar Rp400 ribuan," ujarnya heran.

Dirinya mengaku sangat heran dengan lonjakan kenaikan yang cukup besar itu. Apalagi pemakaian listrik di rumahnya masih seperti biasanya.

"Tidak hanya saya, warga lain pun ikut mengeluhkan hal yang sama. Saya tidak tahu apakah pemakaian kami yang meningkat, atau memang dibuat seperti informasi yang beredar bahwa subsidi pelanggaan pengguna voltase 450 dan 900 dibebankan kepada pelanggan di atas voltase tersebut. Dengan dalil subsidi silang. Jika demikian, kebijakan PLN sungguh sangat tidak fair. Dan ini sama saja menzolimi orang lain," keluhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya di sejumlah media bahwa Pasca Pemerintah melalui PT PLN (Persero) mensubsidi listrik bagi pelanggan, sejumlah masyarakat malah mengalami peningkatan tagihan.

Pembebasan tagihan diberikan kepada pelanggan subsidi dengan daya 450 VA serta diskon 50 persen bagi pelanggan 900 VA subsidi. Namun sejumlah pelanggan reguler justru mengalami kelonjakan tagihan mulai dari 50 hingga 100 persen.

Ferry, warga Beringin Jaya, Kemiling, membeberkan bahwa dirinya mengalami kelonjakan tagihan hingga seratus persen. Padahal, penggunaan atau pemakaian kebutuhan listrik tidak ada kelonjakan dalam beberapa bulan terakhir.

“Saya biasa bayar Rp200 ribu, tapi kok ini tagihan listrik jadi Rp400 ribu. Belum lagi ditambah tunggakan bulan kemarin, jadi saya harus bayar Rp800 ribu,” terangnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Sapto Waluyo, warga Kemiling, saat ditemui di loket pembayaran berjalan, Kantor PLN Wilayah Kota Bandarlampung, Senin (6/4).

“Sangat berat sekali, biasanya sekitar Rp200 ribu, ini sampai Rp300 ribu. Kirain kalau dikasih subsidi semuanya dapet, ternyata enggak,” bebernya.

Berdasarkan keterangan kasir yang disampaikan Sapto, hal itu lantaran kode pelanggan PLN miliknya terdapat R1M, sedangkan untuk subsidi kode tersebut berupa R1 saja.

“Tadi kata kasir karena ada R1M nggak dapet bantuan. Sudah untuk makan aja susah, kenapa PLN kok malah naikin. Nah ini solusi dari PLN itu gimana, kayaknya kita sudah bikin seirit mungkin,” jelasnya.

Demikian juga diungkapkan Arif, warga Wayhalim, mengeluhkan kenaikan tagihan listrik di masa pandemik ini.

“Ya sangat berat, kalau bisa seperti semula, jangan ada kenaikan, Karena pengaruh virus Covid-19 ini,” kata dia.

Hanya saja, saat awak media mencoba mengkonfirmasi terkait hal tersebut, baik di Kantor PLN Wilayah Lampung, dan juga di Kantor PLN Wilayah Bandarlampung, pihak PLN tidak dapat dijumpai.

Namun, Manager Komunikasi PT PLN (persero) Unit Induk Distribusi Lampung, Junarwin, membenarkan fenomena tersebut.

Menurutnya hal itu disebabkan lantaran mekanisme subsidi yang diberlakukan oleh pihaknya menggunakan data pembayaran tiga bulan terakhir.

“Jadi apa bila masyarakat ada yang mengalami hal tersebut dan merasa keberatan, dapat melaporkan ke PLN dengan nomor yang tertera di meteran listrik,” kata Junarwin, seperti dilansir dari Netizenku.com melalui sambungan telepon, Senin (6/4).

Dijelaskannya, bagi pelanggan reguler yang ingin mengajukan layanan listrik subsidi, dapat melakukan pengajuan terhadap pamong berupa RT, atau Lurah di wilayahnya masing-masing.

“Sebab data subsidi yang kami terapkan merupakan data dari pusat,” pungkasnya. pr2