Wabah Virus Corona Tumbangkan Ekonomi Dunia
Cari Berita

Advertisement

Wabah Virus Corona Tumbangkan Ekonomi Dunia

Rabu, 29 Januari 2020



PARASRIAU.COM - Merebaknya wabah virus corona membawa dampak buruk bagi banyak sektor usaha di dunia. Misalnya perusahaan ritel, restoran, kunjungan wisata yang sudah tutup sejak puncak musim Tahun Baru Imlek. Tercatat kini sudah ada 57 juta orang di 15 kota China yang terkunci, demi mengurangi penularan virus mematikan tersebut.

Dilansir CNN Make It, selain pemerintah setempat, perusahaan yang beroperasi di China juga ikut berpartisipasi dalam mengatasi wabah tersebut. Seperti Starbucks (SBUX) pada akhir pekan lalu, menutup toko dan menunda layanan pengiriman di kota Wuhan, Provinsi Hubei sebagai pusat penyebaran wabah. Diketahui, di sana Starbuck mengoperasikan 90 gerai kopi.

Kemudian restoran KFC dan Pizza Hut yang menutup perusahaannya sementara di kota Wuhan, dan belum memastikan kapan restorannya akan kembali beroperasi. Selain itu, perusahaan induk Yum China (YUMC) mengatakan mereka akan terus mengevaluasi kebutuhan untuk tindakan tambahan yang diperlukan. Selain itu, McDonald's juga telah menutup restoran di Wuhan dan empat kota lainnya di Hubei.

Disney (DIS) sebagai tempat wisata, telah menutup taman-tamannya di Shanghai dan Hong Kong, tepat saat resor sedang mempersiapkan dekorasi perayaan drama tentang 'tahun tikus China', meluncurkan barang dagangan baru, serta memperkenalkan tempat makan Tahun Baru Imlek.

Saham Perusahaan Barang Mewah Terpukul

Wabah Corona yang kian meluas, membuat perusahaan barang-barang mewah terpukul di tengah kekhawatiran penjualan yang lebih rendah, di samping musim belanja yang kian sibuk. Seperti halnya saham LVMH (LVMHF), Kering (PPRUF) dan pembuat jam tangan Cartier Richemint yang mengalami penurunan lebih dari lima persen sejak minggu lalu.

Kemudian, perusahaan otomotif juga memutuskan untuk menutup perusahaannya untuk sementara waktu. Misalnya, Renault (RNLSY) salah satu perusahaan pembuat mobil dengan jurusan pabrik di kota Wuhan, pada pekan lalu mengatakan bahwa mereka sedang mempelajari dengan seksama tentang masalah ini.

Sementara itu, merek mobil asal Prancis Peugeot (PUGOY), juga akan memulangkan staf ekspariat dan keluarga mereka dari wilayah Wuhan. "Pada saat yang sama, grup dan mitra China dimobilisasi untuk menerapkan langkah-langkah untuk menjaga karyawan China dari usaha patungan mereka," jelasnya dalam cuitan twitter Peugeot.

Kepala penelitian China, Jude Blanchette mengatakan, kehadiran virus corona dianggap menjadi waktu yang paling buruk bagi China. "Tahun Baru Imlek adalah peristiwa ekonomi tunggal terbesar di China, di mana tahun lalu menghabiskan lebih dari USD 150 miliar, sehingga implikasi ekonominya bisa signifikan."

Wakil Menteri Transportasi Liu Xiaoming, mengatakan wabah corona kini telah mendorong jutaan orang untuk berpikir kembali tentang rencana kepulangannya ke China untuk berkumpul bersama keluarga atau sekedar berlibur. Diketahui, jumlah keseluruhan perjalanan yang dilakukan di China pada Sabtu, (25/1) mengalami penurunan hingga hampir 30 persen dari tahun sebelumnya.

Dampak ke Sektor Pariwisata

Menanggapi virus Corona, jaringan hotel utama termasuk IHG (GXMLF), Marriot (MAR), dan Accor (ACCYY) mengatakan akan menghapuskan biaya pembatalan pemesanan hotel hingga 8 Februari di China dan sekitarnya.

Selain itu, operator maskapai seperti Cathay (CPCAY) dan Qantas (QABSY) mengatakan pihaknya akan menawarkan pengembalian uang penuh untuk penumpang yang berpergian ke dan dari China mulai 24 Januari hingga akhir Februari.

Kemudian agen perjalanan China, Trip.com (TCOM) atau akrab disebut Ctrip, mengatakan pada pekan lalu bahwa pihaknya akan menawarkan pembatalan gratis bagi konsumennya di semua hotel, layanan penyewaan mobil, dan tiket untuk tempat wisata di Wuhan hingga 31 Januari. Stok turun sebanyak 18 persen terakhir pada Minggu, di New York.

CEO Ctrip, Jane Sun sudah mengantisipasi pukulan dampak virus Corona dan meyakini bahwa setelah krisis selesai, bisnis akan pulih kembali berkat permintaan yang terpendam.

Wabah virus Corona yang berasal dari Wuhan sudah memacu orang untuk menjauhi dunia luar. Sehingga perilaku itu, dapat memberi pukulan besar bagi perusahaan dalam sektor jasa, yang saat ini menyumbang sekitar 52 persen dari ekonomi China. Kesengsaraan bisnis juga dianggap datang, ketika laju pertumbuhan ekonomi China mencapai titik terendah dan perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). pr2

dilansir: merdeka.com