Walikota Zul AS Lepas Tim Kas Keliling 3T Bank Indonesia
Cari Berita

Advertisement

Walikota Zul AS Lepas Tim Kas Keliling 3T Bank Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2019





DUMAI, PARASRIAU.COM - Walikota Dumai, Zulkifli AS melepas tim Kas Keliling Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T) Bank Indonesia. Pelepasan dilakukan di pelabuhan Pelindo kota Dumai, Rabu (9/10).

Hadir dalam kesempatan tersebut Danlanaltamal Dumai, Letkol Laut (P) Wahyu Dili Yudha Hadianto, Kapolres Dumai AKBP Andri Anata Y SIK, Dandim 0320 Dumai Letkol Inf Irdhan, SE MM, komandan kapal KRI Barakuda 633, Mayor Laut M Soeryo, Kepala Pelindo I, Jonedi Ramli dan Humas Pelindo I Syafei.

Pelayaran menukarkan uang lusuh di sejumlah pulau 3T di Sepanjang Pantai Timur Sumatera, Riau, Jambi, Sumsel dan Babel menggunakan KRI Barakuda 633 dengan perjalanannya dimulai pada Jumat (9/10) dari dermaga Pelindo I Dumai dan akan berakhir di Palembang (17/10) pekan depan.

Kepala Perwakilan Wilayah (KPW) Provinsi Riau, Decymus mengungkapkan salah satu tujuan kegiatan kas keliling guna antisipasi tidak lagi terjadi lepasnya lagi Pulau pulau terluar ke tangan negara lain.”Lepasnya Sepadan dan Ligitan atas keputusan Mahkamah Internasional, salah satunya karena di dua pulau tersebut, masyarakat menggunakan ringgit, tegasnya.

Dikatakannya, guna mempermudah masyarakat di wilayah Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T) memperoleh uang layak edar, BI berupaya untuk menjamin tersedianya uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, pecahan yang sesuai, tepat waktu, dalam kondisi yang layak edar dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan cakupan wilayah maritim yang cukup luas, khususnya Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terdapat daerah-daerah kepulauan yang sulit dijangkau dengan moda transportasi umum yang tersedia. Sehingga, diungkapkannya, rupiah di wilayah 3T khususnya kepulauan terdapat uang rupiah dengan kondisi sebagian besar lusuh atau tidak layak edar, terutama uang pecahan kecil.

Hal ini disebabkan terbatasnya jangkauan layanan perbankan setempat dan kendala sarana transportasi umum untuk melakukan distribusi uang ke daerah tersebut, masih banyak masyarakat di Riau dan Jambi belum mengenal uang Rupiah Tahun Emisi 2016 (TE 16) yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada 19 Desember 2016.

Selain itu masih ada masyarakat belum sepenuhnya memahami ciri-ciri keaslian uang rupiah, dan tata cara memperlakukan uang rupiah dengan baik sehingga berpotensi beredarnya uang yang diragukan keasliannya. Ditambaah lagi adanya kabar tentang penggunaan mata uang asing untuk bertransaksi di pulau-pulau terluar tersebut.

Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No 6 tahun 2009 dan Undang-Undang Mata Uang No 7 tahun 2011, Bank Indonesia merupakan lembaga yang bertugas untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang tersebut dari peredaran.

Mengingat itu, maka BI memandang perlu adanya upaya-upaya spesifik yang memungkinkan terlaksananya distribusi, sosialisasi pengenalan uang rupiah TE 16 serta penukaran uang secara lebih baik, melalui kerja sama dengan pihak yang memiliki akses pelayaran laut yang dapat menjangkau pulau–pulau terpencil dan terluar di Riau.

Selain melakukan penukaran uang lusuh, BI juga memberikan bantuan dalam program sosial Bank Indonesia (PSBI) di setiap pulau yang disinggahi. Sejumlah bantuan yang diberikan di antaranya adalah peralatan sekolah, laptop, printer dan kebutuhan sekolah lain.

Sementara Danlanal Dumai, mengungkapkan kegiatan ini juga merupakan salah satu program dari TNI angkatan laut, untuk keselamatan negara dan juga mendukung pembangunan.”Kami siap terus mendukung, jika memang program ini terus bergulir dan dipercayakan kepada kami, kata putra Bupati Rohul ini.

Walikota Dumai, Zulkifli AS mengakui bahwa pada tahun 1967 lalu, Rupat Utara masih menggunakan uang Ringgit karena memang mereka leb8h dekat dengan Malaysia.”Ini misi yang sangat berharga, bermakna untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan negara, ucapnya.

Dikatakannya, Dumai termasuk daerah terluar tetapi tidak terdepan. Ini tentunya juga sangat butuh perhatian untuk peningkatan pembangunan, terutama dari pemerintah pusat. Dumai punya potensi yang cukup besar, meskipun sejauh ini Dumai tidak mempunyai sumber daya alam. “Sayang jika daerah yang potensi besar ini terabaikan dan tidak dikembangkan, ulasnya yang berharap pihak BI bisa menjadi fasilitator ke pemerintah pusat. pr1