Keluarga Faisal Amir Ultimatum Pelaku
Cari Berita

Advertisement

Keluarga Faisal Amir Ultimatum Pelaku

Sabtu, 28 September 2019



JAKARTA, PARASRIAU.COM - Keluarga dari Faisal Amir, mahasiswa al-Azhar korban aksi unjuk rasa kepada DPR, bisa menempuh jalur hukum atas kejadian yang menimpa Faisal jika pelaku tidak menyampaikan permohonan maaf. Hal itu disampaikan oleh Rahmat Ahadi, kakak Faisal yang mewakili pihak keluarga, di RS Pelni, Jakarta Barat, tempat Faisal dirawat, pada Jumat (27/9).

“Amanah Ibu saya, jika benar Faisal dianiaya, beliau meminta pelakunya untuk meminta maaf dan bertanggung jawab. Tetapi, kalau tidak mau, baru kami ke jalur hukum,” kata Rahmat.

Dia menambahkan, pihak keluarga akan mendatangi kantor Komnas HAM hari ini serta berencana mendatangi Mabes Polri pada Sabtu (28/9). “Besok akan ke Mabes untuk membuat laporan, setelah itu menunggu keterangan dari Faisal, lalu baru akan mengambil tindak lanjut seperti apa agar lebih jelas,” ujar Rahmat.

Selain itu, Rahmat menyebut bahwa mereka sudah mendapatkan bantuan hukum dari LBH al-Azhar. Namun, dia tidak menjelaskan lebih perinci bentuk bantuan hukum tersebut. Hingga saat ini, pihak keluarga mengaku belum bisa mengetahui ataupun mendapat tanda-tanda pelaku yang diduga melakukan penganiayaan kepada Faisal.

Menurut Rahmat, hal itu karena tidak ada saksi sama sekali mengingat Faisal ditemukan oleh seseorang setelah dia berada dalam kondisi terluka dan bisa dikenali dari almamaternya. “Jadi, yang menolongnya kami tidak tahu, yang menggotong pun kami tidak tahu, apalagi yang memukul kalau memang betul dipukul,” ujar dia.

Kondisi Faisal Amir, mahasiswa korban dalam aksi unjuk rasa kepada DPR yang dirawat di RS Pelni, Jakarta Barat, saat ini semakin membaik dan sudah memasuki tahap rehabilitasi. Rencananya, tim dokter akan memindahkan pasien ke ruang rawat biasa dan kemudian melakukan program rehabilitasi medis agar bisa secepatnya menjalani rawat jalan pada Sabtu.

Direktur RS Pelni, dr Dewi Fankhuningdyah, mengatakan, Faisal sudah bisa melakukan kontak dengan keluarga, dokter, dan tim medis yang merawat sehingga dia sudah melewati masa-masa kritis.

“Sudah melewati masa kritis, tapi masih dalam pengawasan cukup intensif saat ini,” kata dr Dewi. Sejauh ini, tim dokter yang menangani Faisal terdiri dari dokter bedah saraf, dokter saraf, dokter rehabilitasi medis, dan dokter paru.

Sementara itu, kakak korban, Rahmat Ahadi, menyebut bahwa kondisi adiknya sudah jauh berkembang dibandingkan sebelumnya. “Sangat pesat kemajuannya dibandingkan dua hari yang lalu yang dia belum bisa merespons dan hanya bisa membuka mata, sekarang sudah bisa merespons,” ujar Rahmat.

Walaupun kondisinya sudah membaik, aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh Faisal masih terbatas dan ingatan jangka pendeknya belum pulih. Rahmat mengaku, dia sempat menanyai Faisal, tetapi adiknya itu masih belum bisa mengingat apa-apa tentang kejadian yang menimpanya.

“Sudah bisa mulai pegang kepala, tidur dengan melipat tangan, tapi memori jangka pendek belum bisa kembali,” kata Rahmat.

Sebelumnya, pihak keluarga Faisal Amir (21 tahun) meminta pelaku yang menganiaya korban agar meminta maaf secara terbuka. "Ibunda Faisal ingin pelaku yang menganiaya dan memukul minta maaf kepada keluarga," ujar Rahmat Ahadi, kakak kandung Faisal Amir, saat konferensi pers di Universitas al-Azhar Indonesia, Jakarta, pada Kamis (26/9) lalu.

Faisal merupakan mahasiswa Universitas al-Azhar Indonesia yang menjadi korban kekerasan saat unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta, Selasa (24/9). Pihak keluarga juga menyatakan tidak akan membawa ke jalur hukum asalkan pelaku penganiaya meminta maaf secara terbuka dan bertobat atas perilakunya. "Itu saja sudah cukup bagi keluarga," kata dia.

Berdasarkan hasil rontgen dokter, kepala korban mengalami retak, khususnya pada bagian tengkorak yang diduga karena benturan benda tumpul. Selain itu, tulang bahunya juga cedera dan telah dioperasi.***

dilansir: idtoday.co