SIAK, PARASRIAU.COM - Pusat Kajian Lingkungan Hidup (PKLH) Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR) bekerjasama dengan Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat PT Arara Abadi (PT AA) melakukan kerjasama kegiatan Desiminasi budidaya (pemeliharaan dan pembesaran) ikan baung bagi petani ikan Kampung Muara Kelantan, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak.
Tahap awal program Desiminasi budidaya ikan baung ini dilaksanakan oleh tiga orang petani ikan Kampung Muara Kelantan sebagai percontohan.
Ditandai dengan penyerahan bibit ikan baung, pakan ikan dan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan budidaya diserahkan langsung Kepala KPLH UIR, Dr H.Rosyadi, M.Si dan Abdul Fatah Rusadi, S.Pi, bersama Kepala BPPM PT AA, Dedy Lee, SE di Kampung Muara Kelantan, Kamis 23 Juli 2025.
Kepala BPPM PT AA, Dedy Lee di sela-sela penyerahan bibit ikan baung kepada petani ikan mengungkapkan BPPM mendukung penuh program yang digagas PKLH UIR ini.
“Apalagi kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan usaha masyarakat khususnya dalam budidaya ikan baung, yang tujuannya adalah meningkatkan ekonomi masyarakat,” kata Dedy.
Dikatakan Dedy dalam program ini, seluruh pembiayaan ditanggung oleh BPPM PT AA mulai dari bibit, pakan hingga peralatan yang dibutuhkan sampai masa panen.
“Untuk tahap awal ini kita baru menjalankan program untuk tiga petani ikan. Apabila program ini berhasil bisa dilanjutkan programnya,” terang Dedy.
Sebelumnya pada Desember lalu kata Dedy pihaknya bersama PKLH UIR sudah memberikan pelatihan dan bimbingan teknis budidaya ikan baung.
Sementara itu, Kepala PKLH UIR, Dr Rosyadi menjelaskan salah satu pertimbangan dipilihnya Kampung Muara Kelantan, karena kampung ini memiliki potensi perairan umum daratan seperti sungai dan kolam.
Dilihat dari aspek ekologis kata Rosyadi yang juga mantan Wakil Rektor UIR ini, perairan di daerah Muara Kelantan memiliki kesesuaian untuk pemeliharaan ikan baung.
“Kemudian dipilihnya ikan baung dikarenakan ikan ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Ikan baung juga dapat diolah dalam bentuk ikan salai (asap).Ikan salai baung memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” papar Rosyadi.
Saat ini harga ikan baung salai berkisar Rp325.000 hingga Rp.380.000 per kg untuk pasar di Pekanbaru.Sedangkan dalam bentuk ikan segar harganya berkisar Rp70.000 hingga Rp90.0000 per kg.
Selanjutnya dengan kegiatan budidaya ikan baung ini, bagi tenaga pengajar dari prodi akuakultur Fakultas Pertanian UIR, dapat berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan, khususnya budidaya ikan baung.
“Sekaligus merupakan salah satu bentuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat,“ ucapnya.
Selanjutnya selama kegiatan budidaya ini, akan dilakukan evaluasi terhadap kegiatan budidaya baung ini.***