PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Bank Indonesia perwakilan Riau memprediksi pertumbuhan ekonomi Riau akan tetap tumbuh stabil diangka 3,3 - 4,1 persen hingga akhir tahun 2024.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BIBRiau, Panji Ahmad dalam acara 1 tahun Bedelau (Bincang Ekonomi Akselerasi Provinsi Riau), yang digelar Kamis (10/10 di Kantor BI Riau.
Dikatakan Panji, kebijakan Bank Indonesia sebagai stimulus dalam mendukung meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, sinergi dan inovasi kebijakan yang telah ditempuh oleh Pemerintah Daerah, instansi vertikal, dan pelaku usaha telah mendorong perekonomian Riau tetap tumbuh positif.
"Pada triwulan III, Ekonomi Riau pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 3,7 persen, lebih tinggi dari realisasi triwulan sebelumnya sebesar 3,42 persen. Pencapaian tersebut menjadikan Riau sebagai provinsi dengan PDRB terbesar kedua di luar Jawa, dengan kontribusi sebesar 4,99 persen terhadap total PDRB se-Nasional," ujar Panji.
Dalam acara yang mengusung tema "Strategi Penguatan Industri Pulp dan Kertas dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas, Inklusif, dan Berkelanjutan di Provinsi Riau" ini dihadiri narasumber dari LPEM UI, Rizky Nauli Siregar dan VP Industri Regional PT Bank Mandiri, Dendi Ramadani.
Dijelaskannya, pencapaian pertumbuhan ekonomi Riau terutama ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Daya beli masyarakat Riau relatif terjaga didukung oleh harga komoditas sawit yang meningkat.
Momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan liburan sekolah juga turut mendorong aktivitas konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2024. Di sisi lain, permintaan eskternal terpantau masih melemah yang tercermin dari kinerja ekspor luar negeri yang masih terkontraksi pada triwulan laporan.
"Didukung oleh perekonomian yang solid, Riau menjadi magnet bagi investor dalam dan luar negeri. Pada semester I 2024, investasi yang ditanamkan di Riau, baik yang bersifat modal asing maupun dalam negeri mencapai Rp53,1 triliun, meningkat 8,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Aktivitas tersebut telah memberikan ruang baru bagi 60.515 tenaga kerja dan sekaligus menjadikan Riau sebagai provinsi dengan investasi terbesar ke-6 secara nasional," jelasnya.
Dari sisi lapangan usaha, output sektor ekonomi Riau mencatatkan kinerja yang baik, terutama pada komoditas pulp dan kertas. Di sektor hulu, peningkatan produksi hasil hutan mendorong peningkatan kinerja subsektor kehutanan.
Di sektor hilir, ekspansi yang dilakukan oleh korporasi pulp dan kertas mendorong kinerja industri kertas. Hal ini juga tercermin dari peningkatan volume ekspor komoditas kertas/karton.
"Perkembangan perekonomian tersebut, tidak terlepas dari dukungan industri perbankan yang hingga Agustus 2024, mampu memberikan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 154,20 Triliun atau tumbuh 12,62 persen," ungkapnya.
Sementara itu, Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Riau, M Job Kurniawan mengatakan pemerintah Riau terus berusaha meningkatkan perekonomian agar tetap tumbuh sepanjang tahun 2024.
"Pemerintah Provinsi Riau akan terus bersinergi dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini," pungkasnya. (nie)