KAMPAR, PARASRIAU.COM - Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kampar, baru-baru ini menerima kunjungan istimewa dari Tim Wantannas RI, yang dipimpin oleh Deputi Sistem Nasional Mayjen TNI Dr. Tri Yuniarto.
Adapun kunjungan Tim Wantannas RI yang didampingi oleh Laksda TNI Arsyad Abdullah, Ketua Pokja Brigjen TNI Joko Setyo Putro dan Sekretaris Pokja Kol Laut (P) Ario Sasongko beserta rombongan Anggota Pokja lainnya ini untuk melihat secara langsung salah satu bank sampah yang ada di wilayah tersebut yakni Bank Sampah Cinta Lestari.
Dalam acara ini, Ronald Reagan, perwakilan dari Bank Sampah Cinta Lestari, berbagi cerita inspiratif tentang perjalanan mereka dalam mengatasi permasalahan kebersihan lingkungan.
Ronald menjelaskan, motivasi awal pendirian bank sampah ini berasal dari sebuah hadis yang menyatakan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman.
"Melihat kondisi lingkungan yang penuh dengan sampah pada tahun 2022, saya merasa perlu mencari solusi untuk masalah ini," ujarnya.
Pertemuan dengan Bapak Jupri dari Dinas Lingkungan Hidup menjadi titik awal, di mana mereka berkolaborasi untuk membangun sistem bank sampah di perumahan Graha Gemilang Lestari.
Dari pengalaman mempromosikan bank sampah secara door-to-door, Ronald dan tim harus menghadapi stigma sebagai pemulung. Namun, semangat juang mereka tidak surut.
"Meskipun dianggap remeh, kami terus melangkah, dan kini Bank Sampah Cinta Lestari mulai diterima oleh masyarakat," ungkapnya.
Dalam waktu tiga tahun, meski jumlah keluarga yang terdaftar masih di bawah 100 dari 370 KK, mereka terus berusaha meningkatkan partisipasi.
Saat ini, 57 keluarga aktif berkontribusi, dan mereka telah berhasil membentuk beberapa bank sampah binaan, seperti Bank Sampah Setia Nusantara dan Posyandu Lestari.
Ronald menjelaskan, tujuan utama mereka adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan serta memanfaatkan sampah sebagai sumber penghasilan.
"Kami percaya bahwa dengan adanya bank sampah di setiap daerah, kita dapat mengatasi masalah sampah yang berasal dari rumah tangga," tegasnya.
Estimasi menunjukkan bahwa 65-85 persen sampah sehari-hari berasal dari dapur. Ronald menekankan pentingnya membentuk kelompok masyarakat yang peduli lingkungan untuk menghasilkan sumbangsih positif.
"Dengan adanya bank sampah, diharapkan masyarakat dapat memperoleh pendapatan tambahan dari pengelolaan sampah," tambahnya.
Bank Sampah Cinta Lestari telah memproduksi berbagai barang dari sampah, termasuk tas dari kantong kresek dan produk organik lainnya.
"Kami juga aktif mengikuti program pemerintah dan berpartisipasi dalam kegiatan Dinas Lingkungan Hidup," kata Ronald.
Berkat dukungan yang konsisten, mereka berhasil mendapatkan bantuan mesin pencacah kompos dan sepeda motor untuk pengangkutan sampah.
Ronald juga menyoroti kerjasama mereka dengan Pegadaian melalui Forsepsi, yang telah memberikan dukungan penting.
"Kami sangat berterima kasih kepada tim Pegadaian yang telah membantu kami dalam perjalanan ini," tuturnya.
Melihat ke depan, Ronald berharap kunjungan dari pihak Wantannas RI ini dapat membuka peluang bagi mereka untuk berkarya di tingkat yang lebih besar.
"Kami ingin menjadi agen perubahan yang dapat mengedukasi masyarakat dan membantu pemerintah mengurangi sampah di Indonesia," ucapnya dengan optimisme.
Bank Sampah Cinta Lestari menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerjasama, masalah lingkungan dapat diatasi dan dimanfaatkan menjadi peluang bagi kesejahteraan masyarakat.
"Dengan dukungan yang terus mengalir, harapan untuk lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan bukanlah sekadar impian," pungkasnya.
Bank Sampah Binaan Pegadaian Kanwil II Pekanbaru tersebar di wilayah Kepri, Sumatra Barat dan Riau dengan total 11 Bank Sampah, Memilah Sampah Menabung Emas merupakan Program yang di canangkan PT Pegadaian dimulai sejak 2018 yang didirikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial PT Pegadaian terhadap lingkungan.
Penjualan Sampah diterima dalam bentuk saldo gram emas melalui Tabungan Emas Pegadaian, untuk menambah kompetensi pengurus bank sampah juga diberikan pelatihan untuk mengolah sampah organik dan anorganik menjadi sesuatu yg bernilai dan bermanfaat bagi lingkungan. (*/pr2)