PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Wakil Ketua Majelis Dikti Litbang Muhammadiyah yang membidangi Al Islam Kemuhammadiyahan, Prof Dr Achmad Jainuri MA PhD menyebutkan bahwa pentingnya keterlibatan warga Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) di Indonesia dalam meningkatkan kegiatan aktivitas Persyarikatan.
Adapun kegiatan tersebut mulai dari kegiatan di tingkat ranting hingga wilayah. Program ini perlu dilakukan termasuk oleh para dosen sebagai bagian dari Program Kinerja Dosen. Ini mempererat harmonisasi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan persyarikatan.
Demikian disampaikannya dalam acara Tabligh Akbar yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah mengawali rangkaian perayaan milad ke-16, Rabu (5/6/2024).
Kegiatan tersebut dihadiri ratusan sivitas akademika UMRI dan sejumlah pengurus Muhammadiyah di tingkat daerah maupun wilayah. Hadir pula pengurus Aisyiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya.
Menurut Ahmad, dalam memasuki usia ke 17 tahun nanti, tentunya menjadi usia yang dikategorikan dewasa, dimana UMRI masuk masa bersolek. Maksudnya bersolek dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Ada tiga hal fungsi perguruan tinggi, khususnya bagi UMRI sebagai lembaga pelayanan pendidikan tinggi untuk masyarakat. Pertama keberadaan UMRI Diharapkan mampu meningkatkan jumlah masyarakat terdidik di Riau, Sumatera bahkan Indonesia. Hal ini penting, karena banyak persoalan yang muncul tergantung pada tingkat pendidikan masyarakat di negara itu.
Kondisi pendidikan masyarakat Indonesia masih jauh dibanding negara lain. Termasuk ASEAN. Dimana 60 persen lebih masyarakat Indonesia latar belakang pendidikannya lulus SD, tidak lulus SD dan tidak sekolah. Inilah yang menjadi alasan kenapa Muhammadiyah terus mendorong program pendidikan.
Kedua, sebagai lembaga pendidikan tinggi UMRI berperan penting untuk menampilkan fungsi ilmu pengetahuan dengan mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Yaitu masyarakat yang mampu mengatur dirinya sendiri.
Jainuri mencontohkan kondisi jalan raya. Banyak pengendara yang saling mendahului. Ada rambu tapi dianggap tak ada. Ada larangan merokok tapi justru di tempat itu orang merokok. Inilah yang disebutnya kondisi masyarakat yang tak bisa diatur. Hal ini tentu jadi persoalan.
Ketiga, fungsi keberadaan UMRI adalah untuk membentuk perilaku manusia lewat pendidikan. Artinya, dengan pendidikan diharap bisa menciptakan pendidikan moral dan sosial yang baik. "Selama ini, pendidikan Al Islam Kemuhammadiyahan lebih banyak pada pengajaran ibadah. Padahal sebenarnya yang perlu adalah pengajaran pada kesadaran dan kejujuran," ujar dia.
Menurutnya, akan datang saat-saat yang membingungkan. Dimana orang jahat dianggap benar, orang bohong dikatakan jujur, orang salah dikatakan benar. Bahkan berdasarkan penelitian, Indonesia berada di urutan 33 sebagai negara dengan masyarakat paling jujur di dunia. Sementara, Swiss menjadi negara yang sangat jujur sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Civic Honesty Around the Globe itu.
Hal inilah yang harus dijawab oleh Muhammadiyah lewat pendidikan. Karena memiliki masyarakat yang jujur dianggap sangat penting untuk kemajuan suatu negara.
Jika ketiga fungsi ini bisa dilaksanakan baik oleh UMRI, maka kampus ini ikut dalam menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Hal ini tentu akan berpengaruh pada munculnya keberadaban Islam.
Sementara itu, sebelumnya, Rektor UMRI, Dr Saidul Amin, MA menuturkan bahwa tabligh akbar ini menjadi ajang memperkuat pengetahuan tentang Al Islam Kemuhammadiyahan bagi seluruh sivitas akademika UMRI.
Ia berharap, pesan yang disampaikan bisa memberikan sentuhan keislaman, sehingga muncul mindset yang berbeda dalam diri warga persyarikatan.
Rektor juga menyampaikan beberapa agenda yang bakal digelar dalam rangka milad. Dimana, pada tanggal 9 Juni bakal digelar jalan sehat yang diikuti seluruh warga Muhammadiyah dan masyarakat Pekanbaru. Di hari itu juga ada bazar sehari bersama UMKM.
Kemudian pada tanggal 24 Juni akan jadi puncak rangkaian acara milad. Dimana, ada beberapa agenda yang bakal dilaksanakan. Seperti peresmian gerbang utama kampus UMRI yang berbentuk kapal Lancang Kuning. Dijelaskan Saidul, gerbang ini menandakan kapal legenda Riau yang mampu mengarungi samudera.
Maknanya yaitu, setelah keluar dari gerbang itu, para alumni diharap mampu menghadapi badai dan topan kehidupan demi mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Ada juga peresmian Gedung Wakaf Tajdid Center yang memakan biaya Rp 13 miliar. Kemudian ada juga peresmian UMRI Residence Rusunawa yang dibangun dengan biaya Rp 19,5 miliar. Saidul dengan bangga menyampaikan bahwa pembangunannya gedung-gedung ini tidak dibiayai dengan uang kas UMRI.
Sebelum acara puncak akan dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan gedung perkuliahan Mahmud Marzuki Tower setinggi sembilan tingkat yang memakan dana Rp 40 miliar. Saat ini, UMRI sudah menyiapkan dana Rp 25 miliar.Ada juga launching Fakultas Kedokteran yang izinnya baru dikeluarkan oleh kementerian.
Sementara, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau, Dr Sutarmo menyorot keberhasilan UMRI yang dalam waktu yang singkat bisa melahirkan Fakultas Kedokteran. Hal ini, katanya, harus disyukuri dan jadi penyemangat untuk memajukan Muhammadiyah.
PWM Riau, kata dia, berharap Rektor dan jajarannya bisa terus meningkatkan UMRI. Salah satu upayanya yaitu memotivasi di bidang Kemuhammadiyahan seperti yang dilakukan dalam tabligh akbar ini. Sehingga literasi tentang Kemuhammadiyahan terus hidup dan berkembang banyak dalam Muhammadiyah.
Menurut dia literasi tentang Muhammadiyah bisa disebut paling banyak. Bahkan kerap dipelajari oleh banyak pihak. Oleh karena itu, Sutarmo mendorong semua warga Muhammadiyah terdorong melakukan yang terbaik untuk persyarikatan.
UMRI terus berupaya menggerakkan Muhammadiyah. Terutama dari daerah. Dimana, UMRI mendukung pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Riau sebanyak Rp 10 juta. Dukungan ini bisa dikatakan termasuk yang pertama dilakukan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) di Indonesia.
Sementara, Wakil Ketua Majelis Dikti Litbang Muhammadiyah yang membidangi Al Islam Kemuhammadiyahan, Prof Dr Achmad Jainuri MA PhD menyampaikan tabligh akbar yang mengangkat tema "Unggul, Bermartabat Mencerahkan Semesta". (*/pr2)