GURU; Penakluk Everest
Cari Berita

Advertisement

GURU; Penakluk Everest

Kamis, 30 November 2023

Santoso, SS, M.Si


GURU, satu kata berjuta makna. Bila kata guru difahami sebagai pribadi, dialah orang yang memiliki keikhlasan paling murni di antara manusia. 


Pribadi yang memiliki segudang ilmu lalu mengajarkan kepada muridnya dengan suka rela, tanpa pamrih, tanpa mengharap tanda jasa. 


Guru, pribadi yang merelakan diri tetap sederhana dan apa adanya, agar murud-muridnya menjadi istimewa. 


Ketika kami pertama kali mendengar penakluk gunung Everest, kami teringat kemudian diberitahu kepada Edmud Hillary. Dialah orang yang diakui dunia menjadi penakluk gunung tertinggi di dunia itu pada tanggal 29 Mei 1953, pukul 11.30. 


Pria berkebangsaan Selandia Baru tersebut namanya sontak populer dan mendapat penghargaan bergengsi dari Ratu Elizabeth II. Kepadanya diberikan gelas kebangsawanan Sir Edmund Hillary atas pencapaiannya tersebut. 


Dibalik pretasi Edmund Hillary, dunia juga mencatat orang yang paling berjasa dalam penaklukan tersebut, dia adalah Tenzing Norgay. Seorang pemandu wisata Nepal yang bertindak sebagai Guru dalam misi Edmund Hillary. 


Setelah memenuhi kata setuju, Tenzing Norgay sebagai pemandu misi, segera dia melakukan proses penjelajahan terlebih dahulu, sendiri dan lebih awal sebelum misi dimulai. 


Hal ini dia lakukan karena dia sadar, dia adalah guru yang akan memandu muridnya mencapai tujuan. Beberapa kali Norgay mendaki gunung Everest seorang diri, menghafalkan rute dan karakter jengkal lintasan.


Tujuannya adalah agar Edmund Hillary tidak banyak menemui hambatan di suatu saat nanti. Menjelang puncak pendakian, Norgay berhenti. 


Dia hanya memandangi puncak impian itu. Dia katakan dalam hati, “Aku dapat menginjakkan kakiku di puncak itu, lebih awal. Tinggal dipilih saja. Tapi itu bukan impianku, itu bukan milikku. Itu milik Edmund Hillary. Setelah itu dia turun dengan hati sangat bangga. 


Ketika jadwal misi penaklukan dimulai, Edmund Hillary mempersiapkan diri selayak seorang penakluk misi besar. Tenzing Norgay dengan tenang mengemudinya berjalan di depan, melewati rute perjalanan yang telah dia kenal sebelumnya. 


Perjalanan begitu lancar sampai mendekati puncak. Pada titik menjelang puncak, Tenzing Norgay berhenti. Edmund Hillary bertanya-tanya, Mengapa Anda berhenti?, tanyanya kepada Norgay. 


Sambil Norgay tersenyum menjawab dengan tenang, Ini langkah terakhir saya memandu Anda, memilih lagi sampai di puncak, itu milik Anda, hanya berpikir lagi. Saya tidak akan melangkah ke sana, karena itu bukan impianku, itu impianmu. Impianku mengantarkan Anda sukses sampai di puncak. 


Edmund Hillary segera memandang ke puncak, memilih di depan matanya. Jantungnya berdegub kencang, matanya sembam mengharu biru, kakinya gemetar melangkah ke puncak. Detik itu menjadi peristiwa yang diukir sejarah dan mengantarkan Edmund Hillary menjadi seorang Sir, gelar kehormatan dari Ratu Elizabeth II. 


Di balik kemegahan pencapaian Edmund Hillary, ada pribadi sederhana yang tidak memenangkan penghargaan dan ketenaran, dialah Tenzing Norgay. 


Seorang mentor, guru yang merelakan lelah dan waktunya agar dia yang membimbingnya sampai di puncak impian. Bila Norgay berhasarat untuk sampai di puncak, pasti dia mampu dan pasti lebih awal dia sampai dari Edmund. 


Tapi dia, Nogay adalah seorang guru yang memiliki cara lain untuk membahagiakan diri, dengan jalan mensukseskan anak asuhnya, Sang penakluk Everest, Edmund Hillary. Selamat Hari Guru. ***


Penulis adalah Dekan Fakultas Studi Islam Umri.