BI Panen Cabai Digital Farming di Kampar
Cari Berita

Advertisement

BI Panen Cabai Digital Farming di Kampar

Senin, 27 Februari 2023

Panen perdana Demplot Digital Farming, komoditas Cabai Merah di Pematang Kulim Desa Birandang, Kampar  

PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Upaya mengantisipasi terjadinya kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok serta mengantisipasi inflasi, Bank Indonesia provinsi Riau melakukan panen perdana demplot komoditas pertanian digital cabai merah keriting, bersama kelompok tani Jaring Mas Sejahtera di Pematang Kulim Desa Birandang, Senin (27/ 2 ).


Selain melakukan panen cabai, dalam kegiatan yang turut dihadiri oleh Pj Bupati Kampar H Kamsol, Dirut BRK Syariah Andi Buchari dan juga Staf Ahli Pemprov Riau tersebut juga ikut menggelar bazar murah sebagai upaya membantu masyarakat dalam mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga dibawah harga pasar. 


Dikatakan Kepala BI Perwakilan Riau, Muhammad Nur bahwa kegiatan panen ini merupakan salah satu upaya pengendalian inflasi pangan, dimana saat ini dilakukan panen cabai seluas 5 hektar dengan jumlah total 50 ribu batang, dimana 1 batang dapat menghasilkan minimal 1,2 kg cabai dalam satu siklus panen. 



"Jadi ini salah satu upaya pemerintah dalam menyediakan kebutuhan pangan yang cukup untuk masyarakat. Digital farming ini sangatlah efisien dimana digital farming merupakan program agar petani mengelola sektor pertanian dengan berbasis bantuan digital agroteknologi. Sehingga petani bisa mengetahui untuk meminimalkan risiko yang ada. Sehingga petani bisa mengetahui kapan kemungkinan hujan, serangan hama dan penyakit,"ujar Nur. 


Kegiatan panen perdana dilakukan di lahan demplot cabai merah yang dikembangkan oleh TPID Kabupaten Kampar bekerja sama dengan Kantor  Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau dan TPID Provinsi Riau. Dengan menerapkan konsep Digital Farming berbasis Internet of Things (IoT) untuk otomasi penyiraman dan pemupukan tanaman, serta menyalakan Kelompok Tani Jaring Mas Sejahtera. 


Intalasi IoT yang dikembangkan di lahan tersebut telah dimulai sejak September 2022 sebagai salah satu program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dan berhasil menjadi demplot digital farming terbesar di Indonesia. Kegiatan panen perdana ini juga merupakan langkah TPID untuk menggalakkan GNPIP Riau di tahun 2023, selain dari berbagai pasar murah yang telah digelar sebelumnya selama awal tahun 2023.


“Ini panen perdana di lahan digital farming yang dikembangkan bersama oleh TPID Kabupatan Kampar dan TPID Provinsi Riau bekerja sama dengan Bank Indonesia. Masa panen akan berlangsung hingga 3 bulan kedepan dengan total panen mencapai sekitar 8 ton untuk lahan seluas 0,7 hektar ini. Kedepan, perlu kita kawal bersama pengembangannya agar dapat direplikasi untuk meningkatkan produksi cabai lokal dari Riau, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kita di Riau dan menjaga harga cabai merah tetap stabil,”papar M Nur. 


Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk mendukung GNPIP tahun 2023, yang salah satu program utamanya adalah gerakan menanam cabai, ataupun komoditas tabama atau hortikultura yang menjadi penyumbang inflasi di Riau.


Selain itu, TPID Provinsi Riau mendorong agar teknologi pada sektor pertanian ini dapat direplikasi oleh petani-petani cabai merah ataupun komoditas 

hortikultura atau sayur-mayur lainnya, sehingga pertanian berbasis digital dapat terus berkembang, dan teknologi petani semakin modern/melek, serta dapat meningkatkan produktivitas, sekaligus efisiensi biaya tenaga kerja. Penerapan Digital Farming berbasis IoT ini terbukti memiliki keunggulan  dibanding senjata konvensional. 


“Salah satu kelebihan dari pemanfaatan IoT pada budidaya cabai adalah proses penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan dengan waktu yang tepat dan takaran yang tepat. Aspek ini sangat krusial untuk meningkatkan produksi, mengingat karakteristik tanah di Riau yang secara umum kurang optimal untuk budidaya komoditas hortikultura dibanding daerah lain seperti Sumatera Barat dan di wilayah Jawa. Penerapan IoT membantu petani memperoleh hasil yang baik,"pungkasnya. 


Dalam acara tersebut turut digelar demo pembuatan Pupuk Biosaka oleh Dinas DPTPH Riau, serta pemberian bantuan pengembangan 

cabai merah keriting dan hand traktor (TR2) oleh Pemerintah Provinsi Riau yang diberikan kepada 10 Kelompok Tani di wilayah Riau, juga memberikan mikro KUR kepada anggota Poktan Jaring Mas Sejahtera oleh Bank Riau Kepri (BRK) Syariah. 


Sementara itu,  Penjabat Bupati Kampar, Dr.H.Kamsol berharap apa yang dilakukan oleh para petani Poktan Jaring Mas Sejahtera bisa menjadi contoh dan diikuti oleh para petani cabe di lokasi lain yang ada di Kabupaten Kampar.


"tentunya digital farming ini sangat efektif untuk pengembangan cabe merah keriting di Kabupaten Kampar, diharapkan dengan perkembangan nantinya kita sudah dapat menutupi kebutuhan cabe kita sendiri dan juga diharapka dapat menekan inflasi," tutupnya.(pr-1)