Jangan Anggap Remeh Kasus Stunting, JC: Ini Soal Masa Depan Generasi Penerus Kita
Cari Berita

Advertisement

Jangan Anggap Remeh Kasus Stunting, JC: Ini Soal Masa Depan Generasi Penerus Kita

Minggu, 29 Januari 2023


PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Tokoh muda Riau, Jhony Charles mengingatkan pentingnya bagi semua pihak untuk bersama-sama mencegah terjadinya kasus stunting pada balita. Terlebih lagi hal ini berkaitan erat dengan generasi penerus kehidupan bangsa.


"Jangan sampai dianggap remeh. Apalagi ini berkaitan dengan anak-anak kita, generasi penerus bangsa," ujarnya, Sabtu (28/1/2022). 


Seperti dilansir berbagai media, kasus stunting di Riau pada tahun 2022 tercatat mencapai angka 17 persen. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2021 di mana kasus stunying di Riau tercatat mencapai 22,3 persen. 


Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)  menunjukkan,  secara nasional, angka stunting di Tanah Air masih tergolong tinggi.  pada tahun 2021 tercatat 24,4 persen. Pada tahun 2022, angka ini turun menjadi 21,6 persen. 


Menurut pria yang akrab disapa JC ini,  penurunan kasus itu patut disyukuri. Namun bukan berarti semua pihak bisa berleha-leha. 


"Upaya untuk menekan kasus stunting harus terus ditingkatkan. Apalagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya medis, idealnya kasus stunting bisa ditekan lebih maksimal lagi," tambah pria yang juga menjabat Sekjen DPW Partai NasDem Riau ini. 


Untuk diketahui, masih tingginya kasus stunting ini telah mendapat sorotan Presiden Jokowi. Karena itu, ia menginstruksikan supaya kasus stunting bisa terus ditekan hingga angka 17.persen pada tahun ini lalu menjadi 14 persen tahun 2024 mendatang. 


Menanggapi hal itu, JC mengatakan, sebenarnya pemerintah pusat melalui berbagai instansi terkait memiliki program dan anggaran terkait hal ini. Tinggal bagaimana caranya supaya program itu bisa dikoordinasikan dengan baik, tidak berjalan sendiri-sendiri. 


"Tidak hanya itu, idealnya ada juga koordinasi antara instansi di pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Sehingga gerakan penekanan angka stunting ini benar-benar dilaksanakan bisa dilaksanakan secara maksimal dan saling melengkapi. Bila hal ini terwujud, kita bisa optimis kasus stunting bisa ditekan secara lebih maksimal lagi," tambah pria yang kini maju sebagai bakal calon anggota DPR RI dari Riau ini. 


Menurutnya, kebersamaan menjadi hal yang sangat penting. Sebab, bila semua pihak terkait benar-benar merasakan bahwa upaya untuk menekan kasus stunting itu adalah kebutuhan bersama, maka kerja sama dan koordinasi akan mudah dilakukan. 


"Tapi kalau berjalan sendiri-sendiri, hasilnya juga tidak akan maksimal. Karena masing-masing punya arah dan tujuan berbeda," tekannya. 


Tak hanya itu, JC juga mengharapkan pemerintah benar-benar memperhatikan kesejahteraan petugas yang berhubungan kangsung dengan masyarakat. "Peran mereka sangat besar karena mereka yang mengetahui bagaimana kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan," ujarnya lagi.


JC juga mengingatkan masyarakat, khususnya perempuan yang tengah hamil, agar selalu menjaga kesehatannya sekaligus calon bayi dalam kandungannya. "Jangan ragu bertanya kepada petugas kesehatan. Ini jauh lebih baik supaya buah hati yang akan lahir nanti benar-benar dalam kondisi sehat," ujarnya. 


Target 2,5 Persen


Sebelumnya, Koordinator Program Manager Satgas Stunting Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Fachrurozin mengatakan, Provinsi Riau optimis bisa menekan angka stunting hingga 2,5 persen pada tahun ini. 


"Kalau kita bisa menurunkan angka stunting 2,5 persen, misalnya di tahun ini, itu akan menjadi bekal. Kita optimis untuk bisa turun sampai 14 persen tahun 2024," terangnya baru-baru ini. 


Menurutnya, Riau sudah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diketuai Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution.


Untuk diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. 


Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.


Penyebabnya bisa seperti ekonomi keluarga, penyakit atau infeksi yang berkali-kali. Lalu, juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan masalah non kesehatan.


Stunting dapat dicegah dengan memberikan nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan. Serta menerapkan pola hidup sehat, biasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, tidak buang air besar sembarangan, serta lakukan imunisasi. (*)


Editor: M Ikhwan