Di Depan Raja dan Masyarakat Tanjung Beringin, Seniman Riau Tampilkan Berbagai Garapan Seni
Cari Berita

Advertisement

Di Depan Raja dan Masyarakat Tanjung Beringin, Seniman Riau Tampilkan Berbagai Garapan Seni

Senin, 30 Januari 2023

Tim Residensi Seniman Riau foto bersama Raja Rantau Kampar Kiri, Ninik Mamak dan tokoh masyarakat Malako Kociak Tanjung Beringin usai pentas seni, Senin (29/1/2023). ist


KAMPAR, PARASRIAU.COM - Seniman Belasan Riau dari berbagai cabang seni menampilkan berbagai pertunjukan seni di Kenegerian Malako Kociak Deaa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Sabtu (29/1/2022). 


Karya seni yang dipentaskan dan disaksikan Raja Rantau Kampar Kiri bersama seluruh maayarakat itu merupakan hasil residensi selama dua hari sebelumnya di desa tersebut. Meski dinilai tidak cukup waktu atau residensi itu sangat singkat, namun pertunjukan yang ditampilkan berhasil membuat penonton memenuhi ruang kosong di depan panggung yang terletak di depan SD dan mampu membuat penonton berdecak kagum. 


“Bagi Saya, residensi yang dilaksanakan Komunitas Seni Rumah Sunting ini sangat luar biasa, meski dengan waktu yang sangat singkat belum bisa berbuat apa-apa, tapi ini awal yang baik apalagi sepulang dari sini ada diskusi-diskusi dan pergelaran karya hasil residensi yang lebih matang lagi. Yang jelas luar biasa. Masyarakat terhibur, kami banyak belajar dari mereka, sebaliknya mereka juga semoga terinspirasi dengan pertunjukan-pertunjukan seni dari kami. Intinya lagi, kami merasakan kesederhanaan, kesederhanaan dan kebahagiaan masyarakat di sana bersama kami dan kami sangat lebih bahagia lagi. Pastinya kegiatan ini sangat bermanfaat," ungkap Taufik Yendra Pratama, pemusik yang ikut mengikuti kegiatan terseebut. 


Taufik bukan hanya mempersiapkan garapan musik baru yang lebih matang sepulang dari Tanjung Beringin, tapi pertunjukan malam itu ia juga tampil memukau dengan Bagadumbo yang sudah digarap sebelumnya. Garapan musik yang luar biasa itu juga melibatkan seluruh penonton. Mereka bukan hanya warga Desa Tanjung Beringin, tapi juga warga desa lain di sekitar Sungai Subayang. 


Selain Taufik, Leman Le Q yang juga pemusik, menampilkan musik khas yakni gesekan biola yang menderu-deru. Sementara Farid Jhonatan yang juga pemusik tampil dengan lagu barunya berjudul Malako Kociak. Anak-anak di desa tersebut malah sudah hafal dengan lagi itu sebelum dipentaskan. 


Depal alias Denny Palu berkolaborasi dengan Als Rahim Sekha dalam pertunjukan teater malam itu, juga tentang Malako Kociak. Mereka melibatkan anak-anak dalam pertunjukan tersebut yang sudah bermasalah sejak Jumat dan Sabtu siang. Pertunjukan bebas dengan menggunakan lampu obor dan kerikil Sungai Subayang di pentas kedua atau di belakang tenda tamu utama, membuat masyarakat terpana dan bertepuk tangan meriah. 


Seniman Al Khudri Riau asal Rohil yang asyik di bidang rupa, menghasilkan karya berupa kerajinan tanga atau kriya dari pasir, kerikil, kayu dan lain-lain sebagai media dasarnya. Hebatnya lagi, karya itu dibuat langsung bersama anak-anak di sana dan Khudri mengumpulkan mereka lalu melatih secara singkat. Bukan hanya kriya, lahir juga karya gambar dengan degradasi warna yang luar biasa. Begitunjuga dengan Gedoy yang tampil dengan agu-lagu Subayangnya malam itu. Memukau. 


Ferry yang mengikuti residensi dari cabang film atau sineas, menggarap perjalana Residensi ini dalam film dokumenter. Sementara Nuratika, Bambang Kariyawan, Asqalani Eneste dan Zikri menyanyikan deklamator kecil, termasuk Pendiri Rumah Sunting Kunni Masrohanti, memecahkan panggung itu dengan membaca puisi tentang Malako Kociak. 


Kunni, menyebutkan, Residensi Seniman ini dilaksanakan untuk mengangkat kekayaan budaya dan alam sekaligus menanganinya dalam karya seni melalui tangan dan hati para seniman. Selain itu juga karena janji untuk meramaikan kegiatan Semah Antau. 


"Kerja kebudayaan ini harus nyata, kerja ril, tidak perlu banyak cerita. Residen seniman dan pentas seni oleh seniman-seniman Riau ini merupakan upaya pelestarian dan membawa kekayaan itu ke permukaan. Selain itu karena janji. Kami berjanji dengan kawan-kawan di Tanjung Beringin kalau ada acara Semah Antau di sini, kami akan meramaikan. Maka setelah tahu jadwal Semah Antau dari panitia di kampung, kami pum bersiap dan memenuhi janji tersebut malam ini," kata Kunni sebelum mrmbacakan puisi berjudul Malako Kociak malam itu. 


Kunni juga menyebutkan, perjalanan Residensi Seniman selama tiga hari ini belum berakhir. Sesampainya di Pekanbaru, para aeniman akan memamatkan karya dan akan dipentaskan.lagi di Pekanbaru. 


"Inilah yang baru bisa kami lakukan dalam residensi ini. Kami menyadari bahwa waktu ini sangat singkat, tidak.layak untuk menghasilkan karya yang hebat. Tapi semoga ini menjadi awal dan belum selesai. Kawan-kawan seniman yang ikut residensi akan menggarap karya mereka lebih matang lagi dan akan kami tampilkan di Pekanbaru, insyaallah. Semoga perjalanan ini menjadi pengalaman batin para seniman dalam mengumpulkan remah-remah inspirasi dalam berkarya," Kunni Masrohanti. 


Panggung pertunjukan residensi ini disaksikan Raja Rantau Kampar Kiri, bersama seluruh Ninik Mamak, tokoh masyarakat sejak awal hingga akhir. Pada kesempatan itu, Raja menyampaikan kekaguman atas suasana meriahnya dalam kegiatan Semah Antau tersebut. Raja juga megucapkan dan mengelu-elukan kehadiran Rumah Sunting dalam kegiatan ini. 


“Kami mengucapkan selamat kepada seluruh masyarakat Tanjung Beringin yang tetap melaksanakan kegiatan ini setiap tahunnya. Terimakasih kepada Adinda Kunni yang membawa seniman Riau dari berbagai kabupaten/kota dan rombongan untuk memeriahkan kegiatan ini dengan.pertunjukan Seni. Kunni dan Rumah Sunting pernah membawa ratusan penyair Indoneaia , dan mancanegara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia dan beberapa negara lain ke Kerajan Gunung Sahilan. Hari ini mereka hadir di Malako Kociak, menggali kearifan lokal untuk sumber inspirasi dalam.karya seni dan menghibur kita semu. Sekali lagi terimakasih," kata Rqja H Tengku Muhammad Nizar.(*)


Editor: M Ikhwan