63 Kampung dI Riau Terima Sertifikat Proklim, Jhony Charles Berarap Ini Harus Terus Ditingkatkan
Cari Berita

Advertisement

63 Kampung dI Riau Terima Sertifikat Proklim, Jhony Charles Berarap Ini Harus Terus Ditingkatkan

Rabu, 23 November 2022


PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Sekjen DPW Partai NasDem Riau, Jhony Charles mengapresiasi sebanyak 63 kampung di Riau yang telah berhasil memperoleh Sertifikat Program Kampung Iklim (ProKlim) tahun 2022.


Menurutnya, hal itu merupakan wujud semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga iklim pada saat ini. Di mana ancaman global warming, masih terus membayang-bayangi kehidupan umat manusia di bumi. 


Karena itu, Jhony menilai program ini sebaiknya dilanjutkan dan ditingkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu. 


"Ini adalah sesuatu yang menggembirakan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kesadaran untuk lebih peduli terhadap lingkungan hidup sebenarnya bisa dibangun dari tapak atau kelompok warga terkecil seperti kampung," ujarnya, Minggu (20/11/2022). 


Untuk diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) baru-baru ini menyerahkan trofi/sertifikat Program Kampung Iklim (ProKlim) tahun 2022 kepada 63 dusun/kampung di Provinsi Riau. 


Penghargaan ini diberikan karena kampung atau dusun tersebut telah melaksanakan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. 


Dilansir media lokal, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau, Mamun Murod menjelaskan, program ProKlim merupakan bentuk peran serta keterlibatan masyarakat dalam melakukan penguatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca. 


Menurut Jhony, bukanlah sesuatu yang mudah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara menyeluruh, untuk beradaptasi sekalgus berusaha mencegah perubahan iklim secara global. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap permasalahan ini. Padahal data lingkup dunia internasional, isu sudah menjadi pembahasan secara luas. 


"Sementara di sisi lain, perbuatan manusia adalah penyebab terjadinya perubahan iklim secara global tersebut," tambahnya. 


Karena itu, pemahaman yang diberikan secara terus menerus, sebaiknya terus digalakkan. Sehingga hasilnya bisa benar-benar maksimal. Dalam hal ini, perlu dukungan dari segenap komponen masyarakat secara bersama-sama.


"Jadi tidak hanya mengandalkan pemerintah semata. Begitu juga pemerintah, bila ada elemen masyarakat yang serius menyikapi permasalahan iklim ini, harus didukung dan diapresiasi," harapnya. 


Jangan Ditunggu


Jhony kemudian mengutip pernyataan BMKG yang menekankan pentingnya mengantisipasi dan mencegah terjadinya perubahan iklim secara ekstrem dan kerusakan lingkungan. 


Sebab hal itu bisa memicu terjadinya cuaca ekstrem yang kemudian menjadi penyebab berbagai bencana alam seperti siklon tropis, banjir, banjir bandang, tanah longsor, puting beliung, gelombang tinggi laut dan lain sebagainya.


"Jangan ditunggu alam berubah, lalu baru sibuk koar-koar soal menjaga alam. Indikasinya tentang perubahan iklim global sudah banyak disampaikan. Jadi sebaiknya mulai berperan aktif sejak sekarang," tambahnya.


Khusus untuk Riau, pria yang kini tengah menyiapkan diri maju sebagai calon anggota DPR RI ini menekankan, betapa pentingnya menjaga kelestarian alam Bumi Lancang Kuning. Sebab Riau saat ini telah menjelma menjadi salah satu daerah yang industri besar dengan berbasiskan agronomi. Dengam kondisi itu, kesadaran seluruh stake holder tentang pentingnya menjaga alam, mutlak dibutuhkan. 


"Program Kampung Proklim ini adalah salah satu solusinya. Kalau dilihat per kampung, memang kesannya tak banyak. Tapi bila seluruh kampung di Riau melaksanakan program ini, dampaknya juga pasti akan signifikan," ingatnya lagi.  


Berdasarkan data KLHK, ProKlim di Provinsi Riau terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Dimulai dari tahun 2012, sampai saat ini jumlah usulan ProKlim di Riau sebanyak 282 Kampung Iklim yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Hingga tahun 2024 mendatang, ProKlim di Riau ditargetkan mencapai 400 lokasi. (*)


Editor: M Ikhwan