Dinilai Langgar Aturan, Kendaraan Proyek Jalan 45 Tenayan Raya Diduga Gunakan BBM Subsidi
Cari Berita

Advertisement

Dinilai Langgar Aturan, Kendaraan Proyek Jalan 45 Tenayan Raya Diduga Gunakan BBM Subsidi

Selasa, 01 Juni 2021


PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Proyek pembangunan Jalan 45 di Kawasan Industri Tenayan (KIT) senilai Rp 22 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2021 mulai dikerjakan. Saat ini progresnya baru 19 persen.


Namun anehnya, sebanyak 5 unit alat berat dan kendaraan operasional yang mereka gunakan diduga keseluruhannya menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi bukan industri. Nah, ini tentu sudah menyalahi aturan yang berlaku.

 

Adapun proyek Jalan 45 dengan masa kerja 240 hari itu dikerjakan oleh PT. Cakrawala Monica Abadi dengan konsultan pengawas PT. Persada Nusantara Consultant.

 

Ketua Forum Pemred Riau, Rahmad Handayani kepada media, Selasa (1/6/21) mengatakan, dari keterangan masyarakat bahwa 5 unit alat berat dan kendaraan yang dipergunakan oleh pihak kontraktor diduga menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, bukan industri sebagai peraturan yang berlaku. Karena, pihak perusahaan memakai jerigen untuk kebutuhan BBM kendaraan proyek.


Tentang dugaan penggunaan BBM subsidi secara tak langsung diakui utusan perusahaan bernama Dedi kepada wartawan. Sebab, perusahaan yang bergerak dikontruksi jalan itu, tidak memiliki mobil tanki BBM untuk memenuhi kebutuhan BBM 5 unit alat berat dan truk yang saat mengerjakan Jalan 45.


Ditemui di ruang kerjanya, Dedi selaku pelaksana proyek mengaku perusahaan tidak mempunyai mobil tanki BBM. Untuk memenuhi kebutuhan BBM menggunakan jerigen 20 liter. Namun, ia mencoba meyakinkan awak media bahwa perusahaan sudah dijalur yang benar, yakni menggunakan BBM Industri.

 

"Iya pak, hal teknis seperti itu (pengadaan BBM) saya kurang memahami. Namun sepengetahuan saya BBM-nya BBM Industri, baik itu CV (konsultan pengawas) ataupun PT (pelaksana proyek)," kata Dedi.


Padahal, untuk bisa memperoleh BBM Industri dari Pertamina perusahaan tentu menggunakan mobil tanki, bukan jerigen. Apalagi Dedi menyebutkan bahwa perusahaan tempatnya bekerja sudah berpengalaman 4 tahun lebih. Namun anehnya, dalam pengadaan BBM masih menggunakan jerigen 20 liter.


"Ini (pengadaan BBM perusahaan) diduga gunakan BBM subsidi," tutup Rahmad. pr2