PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Dunia Pers Riau kembali kehilangan salah seorang wartawan terbaiknya. Wartawan Detikcom liputan Riau Haidir Tanjung meninggal dunia pada Kamis (19/11/2020) malam sekitar pukul 22.00 WIB karena serangan jantung. Ia sempat dilarikan ke RS Eka Hospital, namun tidak bisa terselamatkan.
Kepergian Haidir Tanjung sangat mengejutkan segenap insan pers dan berbagai kalangan di Riau. Gubernur Riau Drs H Syamsuar, MSi juga sangat berduka atas kepergian wartawan senior yang dikenal memiliki pergaulan luas.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Kami sekeluarga turut berduka cita dan ikut mendoakan almahum Haidir Tanjung. Allahummagfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu. Semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan iman dan sabar menerima cobaan ini Amin YRA," ujar Gubernur Syamsuar kepada wartawan, Jumat (21/11/2020).
Dunia pers Riau saat ini sebenarnya masih dalam suasana duka. Karena baru kehilangan salah seorang wartawan seniornya, Mohd Moralis, yang juga Pemimpin Redaksi media online Riaumandiri.id akibat Covid-19 beberapa pekan silam.
Secara terpisah, Tokoh Pers Riau dan Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Riau H Dheni Kurnia juga tidak dapat menyembunyikan duka mendalamnya atas wafatnya Haidir Tanjung. "Almarhum wartawan yang gigih, pintar dan tipikal wartawan pemberani," kata Dheni Kurnia mengenang sosok Haidir Tanjung.
Pada Jumat pagi di kediaman almarhum di Perumahan Griya Ceria, Blok A Nomor 5 Jalan Purwodadi Kecamatan Tampan, Pekanbaru, terlihat ramai oleh para pelayat yang ingin melihat dan memberi penghormatan terakhir kepada Haidir. Mulai dari wartawan, hingga pejabat publik bergantian keluar masuk, terlihat mata para hadirin berkaca-kaca dan tidak sedikit yang tak kuasa menahan tangis.
Setelah dishalatkan usai Shalat Jumat di mesjid dekat rumah almarhum, jenazah kemudian dibawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya di TPU Kertama dekat Bandara Sultan Syarif Kasim II. Saat berita ini ditulis, sedang berlangsung pemakaman almarhum.
Dikisahkan Sahnan Rangkuti, wartawan Kompas di Riau yang juga merupakan rekan almarhum, usai berbuka puasa sunat pada Kamis petang, Haidir mengalami sesak nafas. Saat itu, ia langsung dibawa ke rumah sakit Eka Hospital Pekanbaru.
Setelah mendapat penanganan sekitar 5 jam, Haidir Anwar Tanjung tak terselamatkan. Ia akhirnya menghadap sang khalik. "Saya tak menyangka, padahal kami masih berkomunikasi seperti biasa pada Kamis petang itu," sebut Sahnan.
Sebelum wafat, Haidir Anwar Tanjung baru saja merampungkan karya tulis tentang upaya konservasi harimau dan penanganan konflik manusia vs harimau di Sumatera. Buku itu diberi judul Bonita Hikayat Sang Raja.
Di dalam buku itu, Haidir Tanjung menulis tentang perjalanan Bonita, seekor harimau sumatera betina di kawasan Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau. Haidir menuliskan rekam jejak konflik Bonita vs Manusia yang merepotkan semua orang, Pemerintah, masyarakat, aktivis lingkungan hingga media massa.
Menteri LHK Siti Nurbaya dalam pesan duka di berbagai grup WhatsApp mengungkapkan keterkejutaannya atas kabar meninggalnya Haidir Tanjung. "Seorang sahabat jurnalis yang saya banggakan dan sayangi, Haidir Anwar Tanjung, jurnalis Detik.com telah berpulang," tulis Siti Nurbaya.
Menurut Siti, dia bertemu almarhum beberapa hari lalu di Pekanbaru, untuk persiapan launching buku yang ditulisnya berjudul "Bonita: Hikayat Sang Raja". "
Bang Haidir...selamat jalan.
Terimakasih atas segala dedikasi dan karya jurnalistik yang luar biasa. Segenap doa saya untuk keluarga dan sahabat yang merasakan kehilangan.
Semoga rahimahullah husnul khotimah, dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah Ta'ala. Aamin," ujar Siti.
"Insha Allah, buku warisan Bang Haidir tetap kita cetak. Launching bukunya juga tetap akan digelar di Manggala Wanabhakti. Ini sebagai bentuk penghormatan pada dedikasi seorang jurnalis pejuang lingkungan hidup Indonesia dari Riau. Karya Bang Haidir tentang kisah penyelamatan Harimau Sumatera, akan abadi," kata Menteri LHK Siti Nurbaya. pr2