JAKARTA, PARASRIAU.COM - Ketua PP Muhammadiyah, Bahtiar Effendy meninggal dunia. Bahtiar menghembuskan nafas terakhir dini hari tadi. Informasi wafatnya Bahtiar Effendy diumumkan Muhammadiyah lewat akun twitter @muhammadiyah, Kamis (21/11/2019) pukul 06.30 WIB.
"Innalillahi wainnailaihi rajiun. Turut berduka cita atas berpulangnya Ketua Pimpinan Pusat #Muhammadiyah, Prof. Dr. Bahtiar Effendy, 21 November 2019 di RSIJ Cempaka Putih, pukul 00.00 WIB," tulis akun resmi Muhammadiyah itu.
Mantan Menag, Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Bahtiar Effendy. Ia menilai Effendy sebagai seorang pemikir. "Prof. Dr. Bahtiar Effendy adalah salah seorang pemikir yang gigih mempersiapkan pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Semangatnya yang tak pernah padam, wujud dari keikhlasannya yang penuh, sungguh mengagumkan," tulis Lukman Hakim dalam akun twitternya, @lukmansaifuddin.
Almarhum Bahtiar Effendy akan Dimakamkan Siang Ini
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010, Prof Din Syamsuddin menyampaikan bahwa almarhum Bahtiar Effendy akan dimakamkan di Depok. Salah satu Ketua PP Muhammadiyah itu berpulang sekitar pukul 00.00 dini hari, Kamis (21/11). "Akan dimakamkan setelah Zuhur di pemakaman dekat rumahnya di Depok," kata Din melalui pesan WhatsApp di Jakarta, Kamis.
Din menjelaskan, informasi pemakaman didapat dari putri almarhum Bahtiar, Atia Ajani. Kabar meninggalnya Effendy sebelumnya juga disampaikan oleh Din. "Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un. Saudara, sahabat, guru kita Prof Dr Bahtiar Effendy (Ketua PP Muhammadiyah) telah berpulang ke Rahmatullah sekitar pukul 00.00 (dini hari, 21 November 2019)," ujar Din dalam pesan tertulisnya.
Din menyebutkan, pria kelahiran 10 Desember 1958 asal Ambarawa itu meninggal saat berada di ICU RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Din kemudian mengajak masyarakat untuk turut mendoakan agar almarhum husnul khatimah. "Mohon doa semoga Allah SWT melimpahkan husnul khatimah atas almarhum, maghfirah, rahmah dan jannah-Nya," kata dia.
Profesor Bahtiar Effendy yang lahir di Ambarawa, Jawa Tengah pada tanggal 10 Desember 1958, memegang dua gelar tingkat Master untuk Kajian Asia Tenggara dan Ilmu politik. Dia dikenal aktif di kalangan akademik dan kerap menulis di berbagai media massa.
Bahtiar lulus sebagai Sarjana Ilmu Perbandingan Agama dari IAIN (sekarang UIN) Jakarta. Dia merupakan pemegang PhD Ilmu Politik dari Ohio State University, Amerika Serikat.
Bahtiar Effendy Sosok Cendekiawan Sejati
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010 Prof Din Syamsuddin menyampaikan duka citanya terhadap berpulangnya Bahtiar Effendy. Din mengenang almarhum Bahtiar sebagai sosok cendekiawan sejati.
"Bahtiar Effendy merupakan sosok cendekiawan sejati. Dia pembaca dan penulis," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Almarhum, menurut Din, merupakan sahabat karibnya sejak menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin IAIN yang saat ini berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta. Keduanya sama-sama melanjutkan studi ke Amerika Serikat pada 1986.
Mereka kemudian sama-sama mewakili pemuda Indonesia pada Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian di Nairobi pada 1984. "Sejak itu kami bersahabat, seperti saudara sendiri," ujarnya.
Din menganggap pendiri sekaligus dekan pertama FISIP UIN Jakarta itu sebagai teman sehati, teman berdiskusi dan berdebat. "Dan saya pula yang mengajaknya bergabung dan aktif di Muhammadiyah hingga akhir hayatnya," katanya.
Komitmen almarhum terhadap kepentingan umat Islam, menurut Din, sangat kuat. Din menyebut almarhum Bahtiar yang merupakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Bidang Hubungan Luar Negeri itu geram jika ada perlakuan yang tidak adil terhadap umat Islam.
Sebagai muhajirun di Muhammadiyah atau seseorang yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama, almarhum Bahtiar yang pernah menjabat bendahara NU di Ambarawa menerima Muhammadiyah secara sejati dan cenderung fanatik. Almarhum Bahtiar yang dipilih anggota PP Muhammadiyah Periode 2015-2020 sebagai ketua yang membidangi Hubungan dan Kerja sama Luar Negeri hingga akhir hayatnya.
Di tempat terpisah, HM Ikhwan, Lc, MA yang pernah menjadi salah seorang mahasiswa beliaw di Pasca Sarjana di IAIN Sultan Syarif Kasim yang kini menjadi UIN Suska Riau menuturkan bahwa almarhum adalah seorang sosok dosen yang enerjik dan digemari para mahasiswa. Selain itu, beliaw juga pintar, cerdas dan selalu memberikan semangat bagi para mahasiswa.
"Saya sangat terkejut mendengar kabar bahwa beliaw sudah mendahului kita semua. Semoga almarhum husnul khotimah dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Selamat jalan guru kami, dosen kami. Semoga ilmu-ilmu dan kiprah yang beliaw berikan kepada kami dan seluruh masyarakat Indonesia menjadi amal jariyah baginya," harapnya. pr2
dilansir dari berbagai sumber