Sepekan Terakhir, Kabut Asap di Palembang Parah dan Jarak Pandang Hanya 10 Meter
Cari Berita

Advertisement

Sepekan Terakhir, Kabut Asap di Palembang Parah dan Jarak Pandang Hanya 10 Meter

Senin, 14 Oktober 2019



PALEMBANG, PARASRIAU.COM - Sejumlah warga Palembang terkejut dan mengeluhkan kondisi kabut asap yang dinilai terparah pada Senin (14/10/2019) dibanding selama periode kemarau tahun 2019.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel yang bersumber dari Satelit Lapan disebutkan jumlah titik panas pada Senin (13/10/2019) mencapai 732 titik. Adapun titik panas terbanyak terdeteksi di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berjumlah 437 titik. Sementara sebelumnya, pada Jumat, total berjumlah 417 titik.

Amelia, warga Kelurahan Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni, mengatakan dirinya terkejut ketika akan ke luar rumah sekitar pukul 06.30 WIB untuk mengantar anaknya ke sekolah mendapati kabut demikian pekat. Bahkan jarak pandang hanya sekitar 10 meter. "Saya terkejut, kenapa gelap ini. Kemarin-kemarin ada kabut asap, tapi tidak separah hari ini," kata dia sebagaimana, Senin (14/10).

Lantaran kondisi tersebut, ia menunda waktu keberangkatan ke sekolah karena sebelumnya pernah mendapatkan informasi dari pihak sekolah jika ada kabut asap maka jadwal masuk kelas diundur dari pukul 07.00 WIB menjadi pukul 08.00 WIB.

Keluhan atas kondisi ini juga diungkapkan Tina. Ia yang berprofesi sebagai guru senam di sebuah tempat kebugaran menilai kondisi kabut asap hari ini menjadi yang terparah. "Saya selalu ke luar rumah pukul 06.00 WIB karena ada jadwal senam, sempat terkejut juga karena jarak pandang hanya 10 meter. Sangat terasa, apalagi saya pakai sepeda motor," kata dia.

Kabut asap di Kota Palembang semakin parah dalam sepekan terakhir akibat dampak kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten. Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumsel Ansori mengatakan titik panas terbanyak terpantau di Kabupaten Ogan Komering Ilir sehingga fokus pemadaman difokuskan di wilayah tersebut.

"Kami selalu lakukan waterbombing (pemadaman dari udara), setiap hari mengerahkan lima unit helikopter. Kebakaran di OKI ini memang sulit dipadamkan karena terjadi di kawasan gambut, dan akses darat yang terbatas. belum lagi jika terbakar, asapnya mengarah ke Palembang," kata Ansori.

Sementara itu, dari informasi yang diperoleh, Dinas Pendidikan Kota Palembang meliburkan siswa untuk merespon kondisi terkini hari ini.

dilansir: suara.com