Benarkah Derek Mobil Matik tak Boleh Sembarangan?
Cari Berita

Advertisement

Benarkah Derek Mobil Matik tak Boleh Sembarangan?

Rabu, 16 Oktober 2019



PARASRIAU.COM - Pemilik mobil bertransmisi otomatis saat ini memang semakin meningkat, terlebih di kota-kota besar seperti di Jakarta. Alasannya cukup jelas, dengan tingkat kemacetan yang semakin tinggi, menggunakan mobil matik memang akan lebih nyaman karena hanya tinggal gas dan rem saja, tanpa harus bersusah payah menggunakan pedal kopling.

Namun, dengan segala kenyamanan tersebut, akan sangat merepotkan bagi pemilik jika mobil matik mogok di tengah jalan. Banyak mitos atau informasi yang tidak tepat beredar di tengah masyarakat, terkait boleh tidaknya mobil diderek saat mogok. Banyak yang berpendapat, mobil akan rusak jika diderek, terlebih untuk mobil bertransmisi matik.

Dijelaskan Rocky Yonathan, KA Bengkel Auto2000 Kebayoran Lama, sebenarnya tidak masalah menderek mobil, kecuali memang untuk mobil bertransmisi matik karena harus ada prosedur agar tidak merusak salah satu komponen transmisi.

"Untuk mobil matik memang tidak boleh diderek dengan kecepatan lebih dari 20 km/jam, karena akan merusak sistem mekanis matiknya," jelas Rocky melalui sambungan telepon, baru-baru ini.

Lanjut Rocky, sistem mekanis untuk transmisi matik memang lebih kompleks dari transmisi manual. Jadi, saat mobil matik diderek paksa bakal merusak sistem transmisinya. "Kalau bannya tidak menyentuh tanah (digendong) tidak masalah. Kan ada dua jenis mobil matik, yaitu penggerak belakang seperti Toyota Avanza, Rush, dan Fortuner memang harus digedong. Sedangkan untuk penggerak depan, seperti Toyota Yaris, Sienta, dan Alphard, saat derek mobil ban depan bisa digantung dan ban belakang menyentuh tanah," jelasnya.

Sementara itu, untuk mobil bertransmisi manual memang tidak ada masalah jika harus diderek. "Kalau manual tidak masalah, yang harus diperhatikan agar tidak salah prosedur ini mobil matik," pungkasnya.***

dilansir: liputan6.com