Bantuan Perantau Minang di Wamena Terkumpul Rp 3,1 M
Cari Berita

Advertisement

Bantuan Perantau Minang di Wamena Terkumpul Rp 3,1 M

Rabu, 02 Oktober 2019



PADANG, PARASRIAU.COM - Hasil penggalangan dana bantuan untuk perantau Minang yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua melambung dalam semalam menjadi Rp 3,1 miliar setelah Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menginisiasi acara Badoncek.

"Alhamdulillah, kepedulian warga Sumbar di kampung dan di rantau sangat terlihat. Dalam semalam bantuan terkumpul Rp 3,1 miliar," kata Irwan yang dihubungi dari Padang, Rabu (2/10).

Badoncek adalah tradisi dalam budaya Minangkabau untuk memberikan sesuatu kepada pihak lain sebagai wujud kebersamaan. Ia sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kepedulian masyarakat Sumbar tersebut dan berharap bantuan itu bisa meringankan beban perantau di Wamena.

Ia mengatakan, bantuan yang terkumpul itu beragam. Ada yang datang dari perorangan, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan ada yang berasal dari pemerintah daerah. Para penyumbang antara lain dari organisasi seperti Gebu Minang, Perkumpulan Keluarga Kabupaten Solok, Indo Jalito, Ikatan Warga Gadut, dan Masjid Jamik Fatahillah Blok B Tanah Abang.

Kemudian Alumni SMP Sawahlunto, ustazah peduli negeri, Hotel Balairung, Ikatan Keluarga Minang Bekasi dan Sekitarnya (IKMBS), Ikatan Keluarga Pesisir Selatan (IKPS), Ikatan Keluarga Rao-Rao, dan Bank Nagari. Sementara dari pemerintah daerah di antaranya dari Kabupaten Tanah Datar, Kota solok, Kota Payokumbuah, dan lainnya.

Dari sumbangan pribadi juga datang dari banyak tokoh, di antaranya penyanyi Elly Kasim, mantan kepala Bappenas Andrinof Chaniago, mantan wakil Mendiknas Fasli Jalal, Hamdani dari Kemendagri, keluarga Syaiful Amir, Wali Kota Solok Zul Elfian, dan lainnya.

Sebelum Badoncek, semua tokoh yang hadir mendengarkan paparan kondisi perantau di Wamena dan keinginan para pengungsi yang lebih dari 1.000 orang tersebut pulang ke kampung halaman. Alternatif yang dimiliki, menurut Irwan, adalah menggunakan kapal laut karena jika menggunakan pesawat anggarannya luar biasa besar.***

dilansir: republika.co.id