Susah Tidur? Bisa Jadi Penyebabnya adalah Genetik
Cari Berita

Advertisement

Susah Tidur? Bisa Jadi Penyebabnya adalah Genetik

Rabu, 14 Agustus 2019


JAKARTA, PARASRIAU.COM - Pada zaman modern ini, waktu tidur sering kali jadi berantakan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan maupun kewajiban. Menurut para ahli, bisa jadi waktu tidur yang berantakan disebabkan oleh genetik.

Genetik yang dimaksud adalah yang menurun di keluarga. Jika kamu adalah orang yang terbiasa bangun pagi sejak kecil, ketika dewasa dan pekerjaanmu menuntutmu bekerja hingga tengah malam, tentu pola tidurmu akan sangat terganggu. 

Sebuah studi baru di jurnal Sleep dilakukan oleh para peneliti di San Fransisco, Salt Lake City dan Madison, Wisconsin. Studi ini mengkaji lebih dari 2.400 pasien yang mengunjungi klinik tidur yang mengeluhkan adanya gangguan tidur atau insomnia.

Hasilnya ditemukan sejumlah kecil dari mereka menemukan adanya fase tidur yang menurun dalam keluarga, yang sebelumnya hal ini tak diakui, demikian dikutip dari New York Times. 

"Dunia ini penuh dengan orang yang begadang dan bangun terlambat, dan mereka yang tidur cepat dan bangun lebih cepat. Pola ini juga kerap menurun dalam keluarga," kata ketua studi tersebut, Dr Louis J Ptacek, profesor neurologi di University of California.

Ia dan rekannya telah mengidentifikasi gen-gen yang mempengaruhi hal tersebut. Pola tidur tersebut masih normal, namun jika seseorang yang memiliki waktu tidur yang berantakan, mereka tak mendapatkan distribusi waktu tidur yang sama rata seperti pola tidur yang disebutkan tadi.

Fase tidur ini kini diketahui ditentukan oleh mutasi dominan tunggal. Gen yang termutasi ini menurun dalam keluarga, walaupun begitu, ekspresinya bisa beragam berdasarkan genom lainnya seperti apa. 

"Mereka yang mengalami fase tidur ini (delayed and advanced) harus berjuang keras. Mereka bisa saja sulit tertidur sebelum jam 2, 3 atau 4 pagi dan kemudian harus bangun jam 7 pagi. Mereka bisa sangat kekurangan tidur dan tidak dapat berfungsi dengan baik<' sambung Dr Ptacek lagi. 

Selain genetik, banyak lagi faktor-faktor yang bisa mempengaruhi waktu tidur seseorang, seperti paparan sinar terang di malam hari. Terutama dari cahaya biru dari gadget yang bisa memperlambat jam biologis dan membuat orang sulit tertidur atau insomnnia.

Untuk menguranginya, diperlukan paparan sinar matahari pagi untuk membantu jam biologis kembali benar. Dan untuk yang kerap terbangun di tengah malam, Dr Ptacek menyarankan untuk merutinkan berolahraga, hindari makan besar dekat waktu tidur, dan tidak stres soal tidur.

"Semakin cemas, semakin sulit kamu akan jatuh tertidur. Bangunlah dan lakukan sesuatu yang membosankan selama satu jam atau lebih lalu kembali ke tempat tidur," tandasnya.***

dilansir: detik.com