Satelit NOAA Deteksi 975 Hotspot
Cari Berita

Advertisement

Satelit NOAA Deteksi 975 Hotspot

Kamis, 01 Agustus 2019


JAKARTA, PARASRIAU.COM - Berdasarkan pemantauan satelit NOAA, jumlah hotspot sejak 1 Januari sampai dengan 31 Juli 2019 sebanyak 975 titik. Jumlah tersebut diklaim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menurun jika dibandingkan periode yang sama di 2018.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles Panjaitan mengatakan, jika dibandingkan dengan pemantauan pada periode yang sama tahun 2018, jumlah hotspot di tahun itu sebanyak 1.077 titik. Artinya terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 102 titik. Sedangkan berdasarkan pemantauan Satelit Terra NASA, dengan tingkat konfidensial lebih dari 80 persen jumlah hotspot saat ini sebanyak 2.073 titik, dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 1.338 titik. 

"Berarti terdapat kenaikan jumlah hospot sebanyak 735 titik jika mengacu Satelit Terra NASA," kata Raffles dalam keterangan pers, Kamis (1/8). 

Pihaknya berupaya melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah rawan. Bersama Satuan Tugas karhutla, dia mengklaim telah melakukan berhasil melakukan pemadaman kebakaran lahan di sejumlah wilayah tersebut. 

Raffles menyampaikan di Provinsi Sumatera Utara, Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Sibolangit telah memadamkan kebakaran lahan berupa tegakan pinus, ilalang, semak belukar di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Sumatera Utara.  Sedangkan Manggala Agni Daops Labuhanbatu memadamkan kebakaran lahan di Kecamatan Kuala Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan vegetasiyang terbakar kebuh sawit, semak belukar. 

Di Provinsi Riau, lanjut dia, Manggala Agni Daops Kota Pekanbaru, Rengat, Siak, dan Daops Dumai juga  telah memadamkan kebakaran lahan berupa semak belukar di Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis. Menurutnya, kebakaran di Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak dengan jenis tanah bergambut  dengan status lahan dimiliki masyarakat.

Di Provinsi Jambi, Manggala Agni  Daops Kota jambi, Daops Sarolangun, Daops Muara Bulian, Daops Bukit Tempurung dan Daops Muara Tebo petugas selain melakukan patrol rutin juga telah memadamkan kebakaran lahan berupa tanaman karet, tanaman sawit, tegakan muda, dan semak belukar di Kecamatan Bathin VIII dan Kecamatan Pauh di Kabupaten Sarolangun. Dia menyebut seluruh lahan itu dimiliki masyarakat. 

Adapun di Provinsi Kalimantan Tengah, kata Raffles, Daops Palangkaraya, Daops Kapuas, Daops Muara Teweh, Daops Pangkalan Bun, dan Taman Nasional Sebangau juga terus melakukan patrol harian, dan Satgas Polres Kota Waringin Timur telah memadamkan kebakaran lahan di Jalan Lembur Kuring, Kabupaten Kotawaringin Timur. Hal serupa juga dilakukan Manggala Agni di Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya, dia menegaskan Manggala Agni KLHK terus melakukan Patroli Harian rutin dalam kondisi normal.  

“Kami telah menginstruksikan kepada  seluruh Manggara Agni Daerah Operasi di BPPIKHL (Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan)  seluruh Indonesia untuk siaga," kata dia. 

Penjagaan itu diyakinkan akan dilakukan walaupun berdasarkan analisis dan prediksi Enso Pemutakhiran Das II Juli 2019 menyebut, dalam masa Juli-November 2019 diprediksi netral. 

Raffles menambahkan luas kebakaran hutan dan lahan berdasarkan citra landsat sampai dengan tanggal 31 Juli 2019 (Data Bulan Januari-Mei 2019 adalah seluas 42.740 hektare. 

Adapun rincian berdasarkan terluas yaitu Provinsi Riau seluas 27.683 hektare, Kalimantan Timur seluas 5.153 hektare, Kepulauan Riau seluas 4.970 hektare, dan Kalimantan Barat seluas 2.274 hektare. Dari luasan yang terbakar tersebut, sebanyak 15.202 hektare merupakan tanah mineral dan 27.538 hektare lahan gambut. 

Sedangkan berdasarkan citra satelit Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN) asap terdeteksi akibat karhutla di wilayah Kabupaten yang meliputi Muaro Jambi, Tanjab Timur, Tapin, Hulusungai Selatan, Pelalawan, Kampar, dan Sanggau.   

Dia mengatakan, sejumlah 35 unit helikopter dalam kegiatan pemadaman udara seperti water boombing (WB) hingga 30 Juli 2019 sebanyak 18.269 kali. Adapun volume air yang dijatuhkan sebanyak 68.452.400 liter air.***

dilansir: republika.co.id