Semester I, Bank Mandiri Raup Laba Rp13 T Sepanjang
Cari Berita

Advertisement

Semester I, Bank Mandiri Raup Laba Rp13 T Sepanjang

Rabu, 17 Juli 2019

JAKARTA, PARASRIAU.COM - Di Semester I, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan perolehan laba mencapai Rp13,53 triliun. Laba tersebut tumbuh 11,1 persen dibanding periode sama 2018 lalu yang hanya Rp12,17 triliun. 

Dikatakan Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi bahwa pertumbuhan laba bersih ditopang oleh pendapatan bunga yang mencapai Rp44,48 triliun atau tumbuh 14,85 persen dari tahun lalu yang hanya Rp38,73 triliun.

"Perseroan juga berhasil menurunkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar 21,28 persen," katanya, Rabu (17/7). 

Penurunan CKPN disertai dengan menurunnya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross dari sebelumnya 3,13 persen pada paruh pertama 2018 menjadi 2,59 persen. Perbaikan angka NPL dipicu oleh pengendalian manajemen risiko dan perbaikan kualitas kredit pada hampir seluruh segmen bisnis. 

"Rasio NPL gross tersebut merupakan angka terendah sejak triwulan III 2015," imbuhnya. 

Kenaikan laba, lanjutnya, tak lepas dari pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9,52 persen dari Rp762,5 triliun di semester I 2018 menjadi Rp835,1 triliun pada periode yang sama tahun ini. Rinciannya, pembiayaan segmen korporasi tumbuh 12,7 persen dari Rp300,1 triliun menjadi Rp338,4 triliun, segmen kredit mikro tumbuh 20,2 persen dari Rp91,4 triliun menjadi Rp109,8 triliun, dan kredit consumer tumbuh 4,8 persen dari Rp83,3 triliun menjadi Rp87,3 triliun.

Sementara itu, kredit komersial justru turun 7,2 persen dari Rp143,4 triliun menjadi Rp133,2 triliun. Lebih lanjut, ia bilang peningkatan penyaluran kredit disumbang oleh proyek-proyek infrastruktur. Sebagai bank plat merah, penyaluran kredit ke sektor tersebut mencapai tumbuh 22,6 persen dari Rp165,8 triliun menjadi Rp203,4 triliun per Juni 2019. 

Bank Mandiri juga menyalurkan kredit pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Total KUR pada semester I 2019 naik 27,4 persen dari Rp8,27 triliun menjadi Rp10,54 triliun kepada 138.090 debitur. 

Mayoritas KUR atau sebesar 51,0 persen senilai Rp5,4 triliun disalurkan kepada sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan jasa produksi.

"Hingga akhir tahun kami sangat optimis dapat membukukan target pertumbuhan kredit di kisaran 11 persen - 12 persen," katanya. 

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 5 persen dari Rp803 triliun menjadi Rp843,2 triliun. Dari sisi aset, bank dengan kode saham BMRI ini berhasil meraih pertumbuhan aset sebesar Rp6,93 persen dari Rp1.155,5 triliun menjadi Rp1.235,6 triliun. 

Lebih lanjut, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) naik 20,64 persen ke level 21,01 persen. Sementara margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) turun dari 5,72 persen menjadi 5,58 persen.***