Rangkaian Ramadhan Ceria UMRI Berakhir, Sekitar 5.000 Orang Terima Manfaat
PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Selama bulan Ramadhan, Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) telah membagikan sebanyak 1.500 paket santunan yang disalurkan untuk dhuafa ditambah 200 anak yatim.
Kemudian, ada juga bantuan bagi 219 anak yatim dari Prodi Fisika serta bantuan lainnya yang disalurkan secara langsung oleh Unit-unit kerja di lingkungan Umri. Namun jika diestimasikan, penerima manfaat dari semua kegiatan ini sekitar 5.000 orang penerima manfaat.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Panitia Pelaksana Ceria Ramadhan Umri 1445 H/2024 M pada acara Penutupan Kegiatan Ceria Ramadhan Umri, Jumat (5/4/2024) yang ditandai dengan berbuka puasa bersama civitas akademika dan keluarga besar UMRI.
Setelah hampir sebulan digelar, Panitia Penyelenggara, Afdal melaporkan, total anggaran yang dikeluarkan dalam kegiatan ini sebesar Rp 1.086.570.000 miliar. Terbanyak kontribusi dari eksternal.
Namun Afdal menyebut, angka ini di luar angka yang dilaporkan unit, Himpunan Mahasiswa (Hima) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Jika digabung angkanya berkisar Rp 1,5 miliar.
Ditambahkannya pula, ada sebanyak 22 Hima dan satu BEM dari Fakultas Teknik yang ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan Ramadhan di UMRI tahun ini.
Lalu, sebagian unit kerja tidak terlibat dalam kegiatan ini. Dia berharap, ke depan angka partisipasi semakin tinggi. Sehingga semakin banyak kegiatan yang dilaksanakan.
Menurutnya, dengan kegiatan yang lebih banyak, akan semakin baik lagi branding UMRI di luar. Apalagi, dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama Ramadhan, tercatat ratusan media memberitakan acara ini.
“Belum lagi yang diunggah di media sosial himpunan mahasiswa yang ada di UMRI,” paparnya.
Rektor UMRI, Dr Saidul Amin MA berharap Ramadhan yang akan datang, kegiatan tidak lagi berskala nasional, tapi Asia Tenggara. Rektor mengaku sudah menghubungi perguruan tinggi sejumlah negara dan mendapat kesiapan akan menjadi peserta.
Lebih lanjut Saidul Amin menambahkan, Rusunawa sudah selesai, pusat tajdid juga sudah hampir selesai, ekoriparian juga hampir selesai.
Setelah lebaran, akan dilakukan peletakkan batu pertama gedung 9 tingkat yang memakan biaya sekitar Rp 40 miliar. Komitmennya, bangunan ini tidak akan menggunakan utang dan tidak dari SPP. Nantinya, diharap bisa menampung 15 ribu mahasiswa.
Untuk tahap awal, UMRI sudah menyiapkan Rp 15 miliar. Dana itu setidaknya bisa mempersiapkan bangunan 4 lantai. “Kita akan mengejar, dalam waktu cepat 4 lantai bangunan ini bisa segera selesai,” paparnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan dr Farid Alwi yang menyampaikan pengajian tentang thibbun nabawi. Yaitu cara sehat secara Islami. Nanti akan dijelaskan bagaimana mengobati penyakit secara alami.
Rektor menilai kajian ini sangat penting mengingat semakin banyak masyarakat Indonesia yang terserang penyakit. Salah satunya kanker.
Untuk diketahui, Ramadhan Ceria UMRI tahun ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Seperti tarhib ramadhan, lomba kreativitas Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Unit Kerja, lomba kreativitas AIK unit Hima, revitalisasi pemahaman AIK, lomba ibadah praktis dosen dan tenaga kependidikan, tabligh akbar dan santunan dhuafa serta anak yatim.
Kemudian, lomba tahfidz Quran Nasional 20 sampai dengan 30 juz antarmahasiswa diikuti seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), sedangkan lomba tahfidz Quran 10 sampai dengan 20 juz antar pelajar SLTA/pesantren.
Di sela kegiatan, juga diserahkan hadiah untuk sejumlah lomba yang telah digelar. Untuk juara umum acara kreatifitas AIK antar Hima diraih oleh Hima Prodi Fisika. Mereka berhak menerima piala bergilir dari Rektor Umri.
Kemudian, piala bergilir BPH dalam lomba video kreatifitas AIK antar unit diraih oleh DAUKK (Direktorat Administrasi Umum Keuangan dan Kepegawaian).
Sementara itu, dr Farid Alwi dalam paparannya menyampaikan puasa dari perspektif kesehatan. Menurut dia thibbun nabawi adalah cara pengobatan dalam perspektif Islam. Perspektifnya sangat luas. Bukan sekadar yang dipraktikkan dan direkomendasikan Nabi tapi juga dibenarkan oleh syariat.
“Apa saja jenis pengobatan yang dianggap manfaatnya lebih banyak dibandingkan mudarat, itu bisa disebut dengan thibbun nabawi,” papar dia.
Dijelaskannya, selama puasa, sebenarnya ada hadiah yang diberikan secara tunai kepada para pelakunya. Tidak sedikit hasil penelitian yang mengulas tentang manfaat puasa. Bahkan tak sedikit penyakit yang sulit dicegah justru akan berpuasa.
Kurang lebih 12-14 jam sehari dalam sebulan orang yang berpuasa, maka kondisi tubuh menunjukkan perubahan yang luar biasa. Contoh sederhananya, sakit pencernaan. Saat puasa, lambung istirahat selama 12 dan 14 jam. Selama itu, lambung dan usus membersihkan dirinya sendiri karena berhenti menerima makanan dan minuman.
“Saat berpuasa, tidak hanya kotoran di usus yang dibersihkan. Tapi juga plak yang menempel di usus. Hal itu disebabkan kebanyakan makanan berminyak dan tepung yang sulit dicerna,” ungkapnya.
Setelah usus membersihkan diri, masalah kesehatan yang muncul terkait pencernaan juga bisa disembuhkan.
Biasanya, ketika sakit maag atau tukak lambung, orang disarankan dokter agar memakan obat dan tidak berpuasa. Padahal, ketika puas, pelacak tubuh sel yang rusak dan lemah.
Termasuk sel sakit seperti akibat kanker. Sel yang berbentuk protein itu digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar ketika berpuasa. Kemudian, terbentuklah sel baru yang lebih baik.
"Akibat hal itu, biasanya orang berpuasa wajahnya tidak lesu. Malah terlihat lebih segar. Bahkan tubuhnya lebih bertenaga," ujar dr Farid.
Berpuasa juga bisa menurunkan gula darah, kolesterol, asam urat dan meningkatkan sel bermanfaat bagi tubuh. Seperti sel darah putih yang fungsinya meningkatkan pertahanan tubuh. (*/pr2)