Tahap III di Rohul, BKKBN Lakukan Identifikasi Pengukuran dan Audit Kasus Stunting
Cari Berita

Advertisement

Tahap III di Rohul, BKKBN Lakukan Identifikasi Pengukuran dan Audit Kasus Stunting

Jumat, 25 November 2022


ROHUL, PARASRIAU.COM - Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Rokan Hulu melakukan Identifikasi Pengukuran dan Audit Kasus Stunting (AKS) Tahap III bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). 


Kegiatan yang digelar di Aula Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Kabupaten Rokan Hulu turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia didsmpingi Plt Kepala DPPKB Rohul, drg. Leni Sumbari, Tim Pakar Audit Kasus Stunting, OPD terkait, Satgas dan Technical Assistan Percepatan Penurunan Stunting dan PKB.



Dikatakan Mardalena bahwa saat ini kasus stunting masih tinggi di Riau, khususnya di Kabupaten Rokan Hulu. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, Rokan Hulu masih berada di angka 25,8 % anak yang mengalami stunting. 


"Untuk Provinsi Riau, Rokan Hulu termasuk yang masih tinggi, kita berharap di tahun 2024 angka stunting turun menjadi 14%," harapnya.


Stunting tidak bisa diobati, stunting hanya bisa dicegah. Stunting disebabkan karena faktor kekurangan gizi dalam waktu yang cukup lama karena infeksi yg terlalu lama, pola pengasuhan dan lingkungan. Sehingga berdampak pada pertumbuhannya akan terganggu, perkembangan otaknya terganggu dan ketika dewasa maka akan rentan terhadap penyakit.


"Ada 5 hal yang harus dilakukan, salah satunya adalah melakukan Audit Kasus Stunting. Untuk itu tentu BKKBN tidak bisa bekerja sendiri, karena untuk mengaudit diperlukan ahlinya, lalu dibentuklah Tim Audit Kasus Stunting yang mana melibatkan para pakar dan ahli yang terdiri dari dokter kandungan (SpOG), dokter anak, ahli gizi dan psikolog," ujarnya. 


Tidak hanya itu saja, lanjut Mardalena, setelah didapatkan hasil audit kemudian dilakukan identifikasi. "Sehingga diketahui kalau memang stunting apa langkah kita kedepannya, tentu tidak hanya sekedar audit. Saat ini ada 30 keluarga beresiko stunting yang akan di identifikasi," tambah Kaper.


Ia berharap hasil audit stunting ini bisa ditindaklanjuti dalam upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Rokan Hulu.


Sementara itu, dikatakan Leni, menyampaikan bahwa berkat pembiayaan dari BKKBN, kegiatan AKS Tahap III bisa dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hulu. Sebagai Sekretaris TPPS Kabupaten Rokan Hulu bekerjasama dengan OPD terkait serta Camat se Kabupaten Rokan Hulu akan terus mengupayakan bagaimana caranya Stunting bisa hilang dari Kabupaten Rokan Hulu," pungkasnya. (pr1)


Editor: M Ikhwan