Jumlah Akseptor Mengikuti Pelatihan di Riau Melebihi Target
Cari Berita

Advertisement

Jumlah Akseptor Mengikuti Pelatihan di Riau Melebihi Target

Kamis, 20 Oktober 2022

 

Kegiatan pemasangan IUD dan implan yang dilaksanakan di Klinik Bidan Sarinah, Jalan Suka Karya Pekanbaru.

PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Sebagai kegiatan lanjutan dihari sebelumnya, dimana pelatihan pada hari kedua digelar di Klinik Sarinah, Jalan Suka Karya didapatkan bahwa jumlah akseptor yang melakukan pemasangan IUD dan implan melebih dari target. Tercatat bahwa di hari kedua pelatihan terdapat sebanyak 97 akseptor yang mendapatkan layanan. 

"Ternyata dalam pelaksanaan kegiatan yang kita gelar selama dua hari ini, respon dari masyarakat cukup antusias. Ini terbukti dari jumlah akseptor yang dilayani mencapai 97 orang, sedangkan kita hanya menargetkan 90 orang saja. Namun begitu, semuanya tetap dilayani,"ujar  Koordinator Bidang Latbang BKKBN Riau Irwanto, Kamis (20/10/2022) di sela-sela kegiatan di Klinik Sarinah, Jalan Suka Karya, Kota Pekanbaru.

Dijelaskan Irwanto, kegiatan yang digelar selama 2 hari ini cukup mendapat respon baik dari masyarakat sekitar. Sebelumnya kegiatan yang sama juga telah digelar di Klinik Bidan Rosita dan dilanjutkan di Bidan Sarinah. 

"Jadi semalam di Bidan Rosita sebanyak 55 orang dengan memberikan layanan IUD sebanyak 33 peserta KB sedangkan implan sebanyak 22 orang. Lalu di Klinik Bidan Sarinah ini mencapai 42 orang dengan melayani 18 IUD dan 24 untuk implan sehingga totalnya 97 orang dengan rincian 55 IUD dan 42 Implan," rincinya.

Dikatakan, kegaitan meruapkan program BKKBN Perwakilan Provinsi Riau dengan memberikan pelatihan kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) yang ada di 8 kabupaten/kota di Provinsi Riau. 

Pelatihan angkatan II ini digelar selama dua pekan, pekan pertama dilakukan secara online dan pekan kedua dilakukan secara offline. Sedangkan prakteknya diberikan selama dua hari Rabu (19/10) dan Kamis (20/10).

"Bidan peserta yang dilatih salah satu syarat kelulusan utamanya adalah harus melayani 6 akseptor yakni 3 IUD dan 3 implan atau minimal melakukan tindakan," ujarnya.

Ia mengatakan untuk peserta di angkatan 2 ini ada 15 orang terdiri dari 8 kabupaten yang berada pada desa yang ditetapkan lokus stunting oleh pemerintah daerah Kabupaten/Kota.

"Kegiatan kita ini masuk dalam kegiatan tagging stunting, artinya ini bukan hanya menciptakan SDM bidan yang berkompeten dan bersertifikasi untuk melayani akseptor, namun juga upaya untuk mengintervensi desa atau kelurahan yang ditetapkan lokus stunting. Dalam hal ini yaitu tenaga medisnya mampu memberikan pelayanan terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) di daerah tersebut," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia mengatakan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan KB, perlu adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

"SDM ini salah satunya adalah tenaga Fasilitas Kesehatan dalam hal ini untuk memberikan pelayanan, khususnya IUD dan implan. Sehingga sesuai dengan SOP nya bidan yaitu memberikan IUD dan implan. Dan untuk melakukan itu, tentu harus ikut Pelatihan," urainya. 

Menurut Mardalena Wati Yulia, beberapa tahun ini untuk kegiatan serupa tidak ada dilaksanakan sementara ini kebutuhan. Dan tahun ini baru adalagi.

"Sebelumnya mereka sudah belajar sepekan online dan sepakan offline dan hari langsung praktek bagaimana untuk pemasangan IUD dan implan sehingga diharapkan setelah ikut pelatihan ini tak hanya sertifikat mengikuti tapi juga dpat sertifikat kompetensi," urainya.(pr-1)