PELALAWAN, PARASRIAU.COM
- Sebanyak 43 karyawan Departemen Fire and Aviation PT Riau Andalan Pulp and Paper
(RAPP) dilatih fisik dan mental menjadi fire fighter yang tangguh. Kegiatan ini
dilaksanakan selama dua minggu di pusat Pelatihan dan Pendidikan Dasar Fire
Fighter sektor Tesso Barat pada 14 hingga 26 Juni 2021.
Fire and Aviation
Manager, Yuneldi mengatakan, pelatihan ini biasa dilaksanakan di Pekanbaru.
Namun, karena pandemi COVID-19 menyebabkan lokasi pelatihan dipindahkan ke wilayah
Tesso Barat. Kendati demikian, kegiatan tetap dilaksanakan dengan mengikuti
protokol kesehatan yang ketat.
“Pelatih berasal dari
Angkatan Udara dan selama dua minggu para peserta diberikan materi yang
melatih ketangguhan fisik dan mental agar bisa menjadi fire fighter yang
mumpuni karena ‘lawan’ yang harus mereka hadapi pun tak main-main, yakni
karhutla dan kondisi medan yang sulit,” tuturnya.
Menurut Yuneldi, para
fire fighter kerapkali menghadapi kondisi karhutla dengan medan yang sulit dan
jauh. Mereka harus mampu membawa alat-alat pemadaman yang beratnya 75 kg. Belum
lagi, lokasi tersebut tidak ada sumber mata air. Mau tak mau, mereka harus
mencari keberadaan sumber mata air untuk memadamkan api.
“Terbayang jika anggota
fire fighter tak menjalani Diksar seperti ini, lalu menghadapi kondisi medan
yang sulit, apa situasi tersebut tidak akan membuatnya menyerah. Karena itu
materi survival, bivak, kedisiplinan, ketertiban, kerja sama tim ditekankan
dalam Diksar ini,” katanya.
Output yang ingin dihasilkan,
lanjut Yuneldi adalah menjadi seorang Fire Fighter yang tangguh dan mampu
menghadapi situasi karhutla. Dalam diksar ini, peserta dihadapkan dengan
kondisi seperti nyata. Misalnya saat saat peserta tengah tidur, aka nada api
seolah-olah tengah terbakar dan peserta akan dibangunkan untuk memadamkan api.
Di tempat yang sama,
pelatih kepala dari Angkatan Udara, Serka Jufri M. Said menjelaskan bahwa
pelatihan fire fighter PT RAPP ini bertujuan untuk membina mental seorang fire
yang tangguh dan fisik yang kuat.
"Karena tugas
mereka adalah memadamkan api di hutan, hingga dibutuhkan mental dan fisik yang
tangguh. Jadi kalau misalnya terjadi karhutla, mereka juga bisa survive di
tengah kondisi karhutla," katanya.
Dia menjelaskan untuk
materi yang diberikan peserta di antaranya kesehatan lapangan, bivak, pionir
atau tali temali, peta kompas, navigasi, SAR, kerja sama pesawat terbang.
Ditanya soal kondisi
para peserta, Serka Jufri mengatakan bahwa dalam 11 hari pelaksanaan Diksar
ini, kondisi peserta masih prima. "Kita berharap, semua peserta sampai
akhir Diksar dalam kondisi prima," ujarnya. (rls)
Editor: M Ikhwan