Kampus Islam Negeri Tolak Menteri Agama dari Kalangan Politisi
Cari Berita

Advertisement

Kampus Islam Negeri Tolak Menteri Agama dari Kalangan Politisi

Kamis, 08 Agustus 2019


YOGYAKARTA, PARASRIAU.COM - Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) bersepakat mengajukan calon Menteri Agama sesuai kriteria mereka. Sejumlah persoalan yang mendera Kemenag, kementerian yang menaunginya, membuat mereka berang dan jera dipimpin menteri yang berasal dari kalangan politisi.

"Anda tahu kan kasus hari ini yang sedang melilit Kementerian Agama, jual-beli jabatan, itu. Nanti kalau (Menag dari) orang partai, saya mohon maaf, yang jadi menteri itu orang yang tidak profesor-doktor, apa kejadiannya," hal tersebut disampaikan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi.

Keputusan mengajukan calon Menag tersebut merupakan hasil musyawarah Forum Rektor PTKIN di Jakarta pada 29 Juli lalu. Kemudian dipertegas dalam FGD di Yogyakarta, 5 Agustus. Sedangkan dua nama yang diajukan adalah Yudian Wahyudi (Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dan Fauzul Iman (Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten).

Bukan hanya berwacana, Forum Rektor PTKIN juga menyodorkan nama calon menteri yang dikehendaki. Kedua nama calon Menag itu akan diserahkan kepada Presiden Jokowi, untuk dipertimbangkan dalam penyusunan kabinet baru periode masa bakti 2019-2024.

Jika memang Jokowi sedang mencari kalangan profesional untuk mengisi jabatan menteri, Forum Rektor PTKIN yakin Jokowi akan mempertimbangan usulan tersebut. "Kalau bicara Kemenag, rektor-rektor inilah yang profesional," kata Yudian.

Usulan kedua nama itu akan dikirim melalui surat kepada Jokowi hari ini, Kamis (8/8/2019. Selain berisi berbagai pertimbangan dan saran, surat juga akan dilengkapi dengan dengan curriculum vitae kedua calon yang diajukan.

"Kita (Forum Rektor PTKIN) hanya antarkan surat seperti keputusan, diantar ke Presiden ya. Kalau bisa, setelah itu minta audiensi. Sudah, gitu saja, setop di situ. Biar Presiden yang mikir sendiri," tuturnya.

"Itu hak prerogatif presiden. Tapi yang paling penting kita punya moral force untuk dikatakan kepada siapa pun di republik ini. Kami (rektor di lingkungan) Kementerian Agama tidak mau dipimpin orang partai," lanjutnya.

Yudian sendiri mengaku secara pribadi tidak akan melakukan lob-lobi politik dengan siapapun meskipun namanya menjadi salah satu yang diusulkan untuk menjadi Menag. Tidak dengan parpol koalisi pengusung Jokowi maupun dengan ormas keagaman manapun.

"Kalau saya, saya tidak akan lobi. Karena itu moral force. Saya tahu, kalau saya lobi, akan kehabisan ini-itu, energi, dan barang yang nggak jelas. Saya sudah bilang ke teman-teman (di Forum Rektor PTKIN), saya tidak akan lobi," ujarnya.

Yudian menegaskan juga tidak akan melobi PBNU. Seperti diketahui, posisi Menag kerap dipegang kalangan nahdliyyin. "Untuk apa saya lobi ke sana (PBNU). Wong saya profesional kok, nggak jadi (menteri) ya nggak apa-apa, wong gitu saja kok repot. Hari gini kamu mau lobi politik, apa nggak jebol kantongmu," tuturnya.*** 

dilansir: detik.com