9 Penyebab Susah Hamil pada Wanita
Cari Berita

Advertisement

9 Penyebab Susah Hamil pada Wanita

Jumat, 09 Agustus 2019



PARASRIAU.COM - Kebanyakan pasangan ingin memiliki momongan tidak lama setelah mereka menikah. Tapi mungkin tidak semua pasangan berhasil mewujudkan keinginan ini. 

Jika Anda dan pasangan mengalami masalah infertilitas, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mencari penyebab susah hamil yang dialami. Dengan ini, pengobatan bisa dilakukan sesuai kondisi yang terjadi.

Pasangan dikatakan mengalami masalah infertilitas ketika sang istri tidak kunjung mengandung dalam kurun waktu 12 bulan (satu tahun) setelah menikah. Kondisi ketidaksuburan juga bisa jadi karena si wanita belum pernah hamil atau pernah hamil, tapi berakhir dengan keguguran.

Untuk lebih jelasnya, mari simak kondisi apa saja yang berpotensi memicu sulit hamil di bawah ini!

9 Penyebab susah hamil yang ada pada diri wanita

Kesulitan mendapatkan momongan mungkin saja berasal dari wanita. Meski begitu, pria juga bisa menjadi pemicunya.

Pada wanita sendiri, penyebab sulit hamil yang mungkin dialami umumnya meliputi kondisi-kondisi berikut:

1. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika ada jaringan dinding rahim (endometrium) yang tumbuh di luar rahim. Misalnya, endometriosis yang tumbuh pada indung telur (ovarium) dan menghambat pelepasan sel telur.

Para pakar menemukan bahwa hampir separuh dari pengidap endometriosis mengalami ketidaksuburan. Oleh sebab itu, penyakit ini biasanya menjadi dugaan pertama dalam diagnosis ketika seorang wanita mengalami kondisi sulit hamil.

2. Usia yang tidak lagi muda
Seiring pertambahan usia, tubuh wanita akan mengalami penurunan fungsi. Termasuk pada kuantitas maupun kualitas sel telur yang diproduksi oleh tubuhnya.

Berkurangnya kualitas dan jumlah sel telur tersebut bisa dimulai di awal usia 30-an. Tapi ada juga kaum hawa yang baru mengalaminya pada usia 40-an. Oleh sebab itu, jarang ada wanita yang masih bisa hamil dengan kondisi sehat di atas usia 45 tahun.

3. Sumbatan di tuba falopi
Tuba falopi adalah dua saluran yang memungkinkan sel telur mengalir dari dari indung telur menuju rahim. Bila saluran ini tersumbat, sel telur tidak akan bisa sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sel sperma, sehingga kehamilan pun takkan terjadi.

Penyumbatan tuba falopi bisa disebabkan oleh berbagai penyakit menular seksual. Misalnya, klamidia, gonore, atau radang panggul (pelvic inflammatory disease/PID).

4. Gaya hidup yang tak sehat
Merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, menerapkan pola makan yang tak seimbang (misalnya, diet) dapat menyebabkan tubuh kekurangan asam folat, vitamin B-12, zat besi, dan zinc. Kondisi ini kemudian bisa berujung menjadi penyebab susah hamil bagi wanita.

Selain itu, melakukan aktivitas olahraga terlalu sedikit atau terlalu banyak, serta berat badan yang kurang ideal (terlalu kurus atau terlalu gemuk) juga memengaruhi potensi seorang wanita untuk bisa mengandung.

5. Masalah ovulasi 
Kondisi ini bisa terlihat dari normal atau tidaknya siklus menstruasi seorang wanita, baik dari segi volume darah dan durasi haid yang dialami, maupun jarak antar siklus menstruasi.

Gangguan pada masa ovulasi bisa terjadi sebagai gejala dari kondisi medis tertentu. Misalnya, sindrom polikistik ovarium (polycystic ovary syndrome/PCOS), hipogonadotropik hipogonadisme, dan masalah di indung telur lainnya.

6. Polip rahim
Rahim juga bisa mengalami masalah dan menjadi penyebab susah hamil pada wanita. Pasalnya, organ ini berperan penting sebagai tempat pembuahan sekaligus tumbuhnya janin.

Salah satu contoh masalah pada rahim yang mungkin terjadi adalah polip rahim. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah mioma atau fibroid rahim yang tumbuh di lapisan rahim yang berbeda. Tingkat kesuburan wanita bahkan dikatakan bisa berkurang hingga 50% apabila mengalami polip ini.

7. Masalah pada kelenjar tiroid
Ketika kelenjar tiroid kurang aktif atau bahkan terlalu aktif bisa mengakibatkan ketidakseimbangan hormon yang menjadi penyebab sulit hamil bagi wanita.

Ketika tubuh mengandung jumlah hormon tiroid yang melebihi batas normal, Anda akan dikatakan berada dalam kondisi hipertiroidisme, yang juga bisa memicu tirotoksikosis.

Meski sama-sama terjadi akibat kadar hormon tiroid yang berlebihan, hipertiroidisme dan tirotoksikosis adalah gangguan medis yang berbeda. Hipertiroidisme hanyalah salah satu pemicu di balik tirotoksikosis. Sementara penyebab tirotoksikosis tak cuma hipertiroidisme, penyakit Graves, tiroiditis, serta gangguan tirod lain pun bisa menjadi pemicunya.

Berdasarkan beberapa penelitian, diperkirakan sebanyak 2% dari wanita yang mengeluhkan infertilitas, mengalami kondisi kelebihan hormon tiroid ini. Apa alasannya?

Ketika produksi hormon tiroid melampaui normal, peluang wanita untuk memiliki keturunan akan berkurang. Sedangkan risiko keguguran, preeklampsia saat hamil, maupun melahirkan bayi dalam keadaan meninggal alias stillbirth, akan meningkat. 

Jika Anda pernah mengalami keguguran lebih dari satu kali, tidak ada salahnya melakukan tes terhadap kondisi kelenjar tiroid Anda. Keguguran berulang termasuk salah satu tanda bahwa tubuh Anda mungkin sedang mengalami kelebihan hormon tiroid.

8. Stres
Ketidaksuburan bukan hanya dipengaruhi oleh masalah fisik semata, kondisi psikologis seorang wanita juga bisa berperan. Pasalnya, stres pun bisa mengganggu proses ovulasi dalam tubuh wanita.

Stres juga dapat membuat kaum hawa mengalami penurunan gairah untuk berhubungan intim. Dengan ini, kemungkinan untuk hamil pun akan semakin menurun.

9. Prosedur medis dan obat-obatan tertentu
Wanita juga berpotensi sulit hamil jika pernah menjalani prosedur kesehatan tertentu. Contohnya, operasi pada rahim (seperti pengangkatan kista atau mioma). Prosedur ini bisa saja meninggalkan jaringan parut sebagai bekas luka yang kemudian memengaruhi kesuburan.

Di samping itu, konsumsi obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) dalam jangka panjang juga dikatakan bisa berdampak pada tingkat kesuburan wanita. Dicoflenac, etoricoxib, serta naproxen merupakan beberapa contoh OAINS yang bisa memicu dampak negatif ini.

Pasalnya, obat-obatan tersebut bisa menghambat frekuensi ovulasi. Tak hanya itu, kadar hormon progresteron dalam tubuh wanita yang mengonsumsi obat-obatan ini pun bisa menurun. Padahal, hormon ini penting untuk proses ovulasi dan penebalan dinding rahim sebagai persiapan kehamilan.

Sayangnya, rata-rata 15% dari kondisi infertilitas pada wanita tidak diketahui sebabnya, sekalipun pemeriksaan menyeluruh atas kondisi kesehatan maupun gaya hidup sudah dilakukan.

Meski demikian, terdapat berbagai langkah penanganan ketidaksuburan yang bisa menjadi pilihan. Tergantung pada penyebabnya, perawatan infertilitas bisa berupa operasi, antibiotik, obat penambah kesuburan maupun hormon, hingga program bayi tabung.

Perlu ditekankan pula bahwa penyebab susah hamil bukan hanya ada pada diri wanita. Pria pun sangat mungkin mengalami gangguan medis tertentu yang melatarbelakangi kesulitan mendapatkan momongan.

Oleh sebab itu, penting bagi suami dan istri untuk saling terbuka dan berdiskusi, serta memeriksakan diri ke dokter saat ingin menjalani program hamil. Semoga bermanfaat!***

dilansir: sehatq.com